Waduh, Dua Kelompok Remaja Perempuan di Samarinda Terlibat Adu Perkelahian Demi Seorang Cowok
Tak Terima Anaknya Jadi Korban Pemukulan, Salah Satu Orangtua Pilih Laporkan ke Polisi


Akurasi.id, Samarinda – Rasa cinta yang berlebihan memang terkadang membuat banyak orang lupa diri hingga daratan. Seperti yang dilakukan sejumlah remaja perempuan di Kecamatan Sambutan, Kota Samarinda. Hanya karena saling berebut seorang pacar, dua kelompok remaja perempuan di Samarinda terlibat adu perkelahian hingga harus membawa persoalan yang teramat remeh temeh itu ke meja kepolisian, Senin (8/6/20) lalu.
baca juga: Gakkum LHK Kalimantan Gagalkan Perdagangan Ilegal Burung Enggang dan Elang Ikan
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Samarinda, Iptu Teguh Wibowo menjelaskan, kasus itu bermula dari dua remaja perempuan bernama Mawar dan Melati –bukan nama sebenarnya- sama-sama menyukai seorang remaja pria bernama Andre, nama samaran.
Belakangan diketahui, kalau Andre yang sedang dekat-dekatnya dengan Melati, dikabarkan sedang jalan berduaan dengan Melati. Mengetahui hal ini, Mawar kemudian mengejek Melati melalui layanan pesan singkat.
“Dia (Mawar) bilang, masih bisa dapat cowok yang lebih banyak dan baik daripada si cowok itu,” ucap Iptu Teguh mengulang apa yang disampaikan Mawar.
Tak terima dengan ucapan Mawar, Melati pun membalasnya hingga keduanya sepakat bertemu di salah satu perumahan di Kecamatan Sambutan menjelang tengah hari kemarin atau Senin (9/6/20). Pada pertemuan pertama ini, keributan pun terjadi antara keduanya, namun tak begitu lama.
Tak berhenti di situ, setelah mereka bubar, kemudian Mawar dan Melati kembali bersepakat untuk bertemu lagi di seputaran Jembatan Mahkota II pada sore harinya. “Pas ketemu kembali, keduanya membawa teman masing-masing dan terjadi keributan lagi,” imbuhnya.
Kali ini, Mawar benar-benar menjad korban pemukulan oleh Melati dan beberapa rekannya. Bahkan satu di antaranya terlihat merekam suasana perkelahian mereka, hingga tersebar luas di sejumlah platform media sosial dan layanan grup WhatsApp.
Sementara itu, pihak keluarga Mawar yang dijumpai awak media sore tadi menuturkan kalau mereka awalnya tidak mengetahui kejadian tersebut.
“Korban ini tidak ada cerita sama sekali. Awalnya itu, bapaknya korban dapat postingan dari temannya, nah dari situ baru ketahuan,” ucap SU, tante Mawar kepada awak media.
Setelah Mawar mengaku, sang ayah kemudian membawanya menuju rumah Melati untuk meminta penjelasan kepada keluarganya. “Sebenarnya mau damai saja. Tapi pas orangtua ketemu, bapaknya pelaku ini malah kayak nantang gitu,” imbuhnya.
Tak terima dengan perlakuan tersebut, pihak keluarga Mawar akhirnya sepakat untuk melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib. “Sampai sekarang korban itu masih memar di leher, mata kiri, perut dan sakit di bagian kemaluannya,” bebernya.
Kembali ke Teguh, saat ini pihaknya telah menerima laporan resmi beserta bukti visum yang dikeluarkan rumah sakit. Sampai saat ini, polisi sedikitnya telah mengambil keterangan dari empat terduga pelaku yang mengakibatkan memar di beberapa bagian tubuh Mawar.
“Satu kami mintai keterangan sabagai saksi, dan tiga lainnya sebagai terduga pelaku. Namun kami tetap mengupayakan jalur mediasi terlebih dulu, karena pelaku dan korban sama-sama anak di bawah umur,” pungkasnya.
Sebelumnya pada Selasa malam (9/6/20) para remaja dan orangtua bersangkutan sudah sempat di mediasi di FKPM Pelita Samarinda, namun lantaran salah satu orangtua mengajukan keberatan. Akhirnya kasus tersebut dilanjutkan di Polres Samarinda.
“Kami sudah mediasi para remaja dan orangtua mereka, namun karena salah satu dari pihak mereka tak mau berdamai, dilanjutkan ke Polrse Samarinda melalui Kanit Perlindunagan Perempuan dan Anak (PPA),” tandas Iptu Teguh. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin