Birokrasi

Jangan Panik Hadapi Resesi, DKP3 Bontang: Stok Pangan Kita Aman

Loading

Jangan Panik Hadapi Resesi, DKP3 Bontang: Stok Pangan Kita Aman
Kabid Ketahanan Pangan DKP3 Debora Kristiani Bontang. (ist)

Akurasi.id, Bontang – Kementerian Keuangan memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus di kuartal III-2020. Angkanya berada di kisaran minus 2,9 persen sampai minus 1 persen. Dengan begitu, Indonesia mengalami resesi.

Baca juga: DKP3 Bontang Lakukan Rapid Test Buah dan Sayuran, Ini Penjelasannya

Sebab, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun ini minus 5,32 persen. Resesi merupakan kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang Arman melalui Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Pangan Debora Kristiani mengatakan, masyarakat Kota Taman -sebutan Bontang- tidak perlu panik menyikapi ekonomi Indonesia bakal masuk resesi bulan ini. Sebab saat ini jumlah ketersediaan bahan pangan pada pekan ini stabil.

Jasa SMK3 dan ISO

“Tidak perlu khawatir, sepekan ini tidak ada kenaikan dari bahan-bahan pokok yang ada di pasar tradisonal Bontang, semua relatif stabil,” jelas Debora saat dikonfirmasi Akurasi.id, Jumat (2/10/20).

Berkaca pada masa awal pandemi Covid-19, kata Debora, sejumlah masyarakat banyak menimbun bahan pokok. Pasalnya takut adanya krisis ekonomi akibat pandemi, namun kenyataannya itu semua tidak terjadi.

“Kita harus lebih bijak menyikapi adanya masa resesi ini, melalui program pemerintah yang sudah berjalan, sehingga panic buying tidak terjadi seperti awal pandemi lalu,” ungkapnya.

Diakuinya, saat ini stok jumlah bahan pangan di Bontang dinilai masih aman. Walau pun saat ini seluruh bahan pangan, seperti beras dan bahan pokok lainnya merupakan hasil ekspor dari luar daerah.

 

“Setiap pekan pihak kami terjun mengunjungi pasar-pasar tradisional untuk mengecek jumlah bahan pokok. Untuk memastikan harga bahan pokok tersebut sesuai dengan semestinya,” bebernya.

“Persentasenya 90 persen bahan pangan kita merupakan ekspor dari daerah luar Kota Bontang, jadi biasanya kalau ada kenaikan biasanya lantaran tingginya biaya transportasi,” tambahnya lagi.

Untuk itu Debora berpesan kepada masyarakat Bontang agar bisa lebih bijak menghadapi persolaan resisi yang tengah melanda ekonomi Indonesia.

“Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami resesi, banyak negara mulai dari yang maju maupun berkembang sudah terlebih dahulu masuk jurang resesi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Suci Surya Dewi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button