Mengenal Tom Lembong, Mantan Menteri yang Jadi Sorotan di Debat Cawapres

Akurasi, Nasional. 23 Januari 2024. Dalam Debat Cawapres putaran keempat, nama Thomas Trikasih Lembong atau yang akrab disapa Tom Lembong menjadi pusat perhatian. Mantan Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di periode pertama kepemimpinan Presiden Joko Widodo ini diungkit oleh calon wakil presiden nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka.
Gibran mencuatkan pertanyaan terkait seringnya disuarakan istilah Lithium Ferro Phosphate (LFP) oleh timnya. Pernyataan ini menciptakan perdebatan terbuka di antara kubu pasangan capres-cawapres.
Tom Lembong, yang kini menjabat sebagai Co-Captain Timnas AMIN (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar), merespons dengan mengapresiasi namanya disebut oleh Gibran. Dia mengungkapkan bahwa selama 7 tahun, ia telah memberikan masukan, membuat “contekan,” dan menulis pidato untuk Presiden Jokowi.
Namun, sorotan terhadap Tom Lembong tidak hanya sebatas pada pernyataan dalam debat. Ia juga menyampaikan kritik terhadap fokus pemerintahan Jokowi, khususnya pada periode kedua. Tom Lembong menilai bahwa fokus pada pembangunan infrastruktur seharusnya beralih ke pembangunan “software” atau perangkat lunak, termasuk peningkatan sumber daya manusia (SDM), kesehatan, dan pendidikan.
Konsep “Slepetnomics,” yang diusung oleh pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, menjadi sorotan Tom Lembong. Konsep ini mengusung ide untuk menggeser fokus pembangunan dari infrastruktur ke pembangunan yang lebih bersifat perangkat lunak, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia.
Selain itu, Tom Lembong mengkritik terus berlanjutnya fokus pada hilirisasi sumber daya alam (SDA) dan industri nikel oleh pemerintahan Jokowi. Ia menekankan bahwa kebijakan ini tidak lagi sesuai dengan realitas ekonomi global yang tengah berubah, dan Indonesia perlu beralih untuk tidak hanya mengandalkan ekspor dan komoditas.
Tom Lembong juga menyoroti pentingnya investasi pada sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, solusi untuk masalah ekonomi Indonesia bukanlah semata-mata investasi di infrastruktur atau industri berbasis sumber daya alam, melainkan investasi pada SDM melalui pendidikan dan kesehatan.
Kritik terhadap fokus pemerintah pada industri nikel, industri baterai, dan mobil listrik menjadi catatan penting Tom Lembong. Ia menilai bahwa terlalu fokus pada industri berbasis sumber daya alam tidak sejalan dengan sentimen investor global, yang lebih tertarik pada relokasi industri padat karya.
Dengan segala pernyataan dan kritiknya, Tom Lembong menjadi salah satu sosok yang mencuri perhatian dalam dinamika politik jelang pemilihan presiden. Sorotan dari debat cawapres membuka diskusi lebih luas mengenai arah pembangunan ekonomi Indonesia dan pentingnya beradaptasi dengan perubahan global.(*)
Editor: Ani