HeadlineKabar Politik

Ray Rangkuti Kritik Langkah PKS Mengusung Anies-Sohibul di Pilkada Jakarta 2024

Ray Rangkuti Menilai Bahwa PKS Seharusnya Tidak Terburu-buru Dalam Mendeklarasikan Pasangan Anies-Sohibul

Loading

Jakarta, Akurasi.id – Pengamat politik dan Direktur LIMA, Ray Rangkuti, memberikan kritik tajam terhadap langkah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta di Pilkada 2024. Menurut Ray, keputusan ini diambil terlalu terburu-buru dan lebih disebabkan oleh dinamika internal PKS daripada situasi eksternal yang mendesak.

Kritik Ray Rangkuti Terhadap Keputusan PKS

Ray Rangkuti menilai bahwa PKS seharusnya tidak terburu-buru dalam mendeklarasikan pasangan Anies-Sohibul. “Tidak ada situasi eksternal yang menghendaki PKS untuk buru-buru mendeklarasikan Anies-Sohibul. Ini lebih karena perdebatan internal PKS sendiri. Tidak ada juga tujuan eksternal dari pengumuman ini,” ujar Ray.

Ray juga menyebutkan bahwa menduetkan Anies dan Sohibul tidak membawa nilai tambah yang signifikan karena keduanya berada di ceruk suara yang sama. “Pemilih Anies itu ya PKS. Idola warga PKS itu ya Anies. Jadi, tidak ada nilai tambah bagi pasangan ini. Mereka hanya berkeliling di lingkaran rumah mereka masing-masing,” tambahnya.

Tantangan Koalisi dan Jumlah Kursi DPRD

PKS menghadapi tantangan besar dalam memenuhi syarat formal pencalonan. Saat ini, PKS hanya memiliki 18 kursi di DPRD DKI Jakarta, sementara untuk mencalonkan pasangan gubernur dan wakil gubernur diperlukan minimal 22 kursi. Oleh karena itu, PKS harus berkoalisi dengan partai lain untuk menutupi kekurangan tersebut.

Jasa SMK3 dan ISO

Pengamat politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, juga menegaskan bahwa tanpa koalisi, PKS akan kesulitan memenangkan Pilkada Jakarta. “Jika Anies-Sohibul Iman hanya disokong PKS, akan sulit mencapai kemenangan. Meskipun PKS unggul di Jakarta, itu tidak akan cukup kuat tanpa mitra koalisi lainnya,” kata Dedi.

Reaksi dari Partai Lain

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB, Luluk Nur Hamidah, menyatakan bahwa PKB sedang menyiapkan kader internal yang bisa disandingkan dengan Anies. Nama-nama yang sedang dipertimbangkan termasuk Ida Fauziah, Daniel Johan, dan Jazilul Fawaid. Luluk juga menegaskan bahwa PKB masih membuka komunikasi dengan partai-partai lain, termasuk PDIP.

Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, menyebut bahwa partainya juga sedang mempersiapkan kader terbaiknya untuk Pilkada Jakarta. PDIP belum mengeluarkan surat rekomendasi dan masih melakukan komunikasi dengan partai-partai politik lainnya.

Peluang dan Tantangan di Depan

Pangi Syarwi Chaniago, pengamat politik lainnya, menilai keputusan PKS untuk mengusung Anies-Sohibul adalah rasional karena elektabilitas Anies yang masih tinggi. Namun, tantangan terbesar pasangan ini adalah segmentasi suara yang sama antara Anies dan PKS. “Kemungkinan penambahan elektabilitas Anies tidak terlalu besar karena mereka berada di ceruk suara yang sama,” jelas Pangi.

Untuk memenangkan Pilkada Jakarta 2024, PKS harus mampu membentuk koalisi yang kuat dengan partai lain. Saat ini, partai-partai seperti NasDem dan PKB menunjukkan minat untuk berkoalisi, namun masih ada kekhawatiran tentang penerimaan Sohibul sebagai calon wakil gubernur.

Keputusan PKS mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman di Pilkada Jakarta 2024 mendapat kritik tajam dari pengamat politik Ray Rangkuti. Keputusan ini dianggap terlalu terburu-buru dan tidak memberikan nilai tambah signifikan karena keduanya berada di ceruk suara yang sama. Selain itu, PKS masih menghadapi tantangan dalam memenuhi syarat formal pencalonan dan membutuhkan koalisi dengan partai lain untuk meningkatkan peluang kemenangan.(*)

Penulis: Ani
Editor: Ani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button