Permintaan Membludak, Hasil Uji Swab Corona 93 Warga Kaltim Tertahan di BBLK Surabaya


Akurasi.id, Samarinda – Sudah tiga hari terakhir Kaltim tidak kebagian data updet terbaru pasien positif corona atau Covid-19. Sebabnya, Kaltim belum mendapatkan lagi data hasil uji Swab dari Balai Besar Laboratorium (BBLK) Surabaya.
baca juga: Hasil Rapid Tes, Seorang Balita 10 Bulan di Kutim Positif Corona
Keterlambatan keluarnya hasil uji Swab itu sendiri tidak lepas dari tingginya permintaan terhadap hal yang sama dari setiap kabupaten/kota lainnya di Indonesia. Kaltim sendiri, dari 10 kabupaten/kota yang ada, semua proses uji Swab-nya terpusat di BBLK Surabaya.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Andi Muhammad Ishak mengungkapkan, hingga dengan 14 April 2020 ini, masih terdapat sebanyak 93 data Swab pasien asal Kaltim yang masih menunggu diuji BBLK Surabaya.
“Sudah 3 hari terakhir ini kami masih menunggu hasil Swab dari BBLK Surabaya, sebab itu data yang kami laporkan masih sama dengan kemarin, hanya PDP (pasien dalam pengawasan) saja yang bertambah,” jelasnya, Selasa (14/4/20) sore tadi.
Dari 93 data kasus yang dikirim Dinkes Kaltim itu, diketahui terdiri dari data PDP dan pasien terkonfirmasi corona. Untuk data se-Kaltim, baik PDP maupun pasien positif corona, tercatat ada 148 kasus.
Idealnya, untuk uji Swab sendiri hasilnya seharusnya sudah bisa keluar dalam waktu 3 hingga 4 jam saja. Namun dalam kondisi pandemi corona seperti saat ini, uji Swab baru bisa keluar 2 hingga 3 hari. Hal itu karena membludaknya permintaan uji Swab.
“Untuk saat ini, BBLK Surabaya menerima uji Swab dari beberapa daerah seperti Kalimantan dan Jawa Timur, hal yang membuat adanya keterlambatan,” tuturnya.
Selain membludaknya Swab yang diterima BBLK Surabaya, tambah dia, terbatasnya sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di tempat tersebut juga cukup terbatas. Sehingga sebagian data Swab tidak bisa langsung diuji dalam sekali waktu.
“Keterbatasan SDM yang dipunyai BBLK Surabaya juga menjadi faktor kenapa data uji Swab yang kami kirim belum ada yang keluar. Apalagi regent atau cairan reaksi yang digunakan untuk mengekstrak sempel Swab juga kurang,” imbuhnya.
Keterlambatan uji Swab itu sendiri memang bukan hanya dialami Kalimantan, tetapi juga beberapa daerah lainnya di Jawa Timur. Karena kedua daerah ini masih mengandalkan BBLK Surabaya untuk melakukan uji Swab.
“Saat ini Kalimantan dan Jawa Timur masih bergantung dengan BBLK Surabaya, kecuali Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimnatan Selatan yang sudah memiliki BBLK sendiri,” cakapnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin