
Semarang, Akurasi.id – 9 Oktober 2024 Kisah menegangkan datang dari Naomi Daviola Setyanie, seorang pelajar asal Kota Semarang, yang mengalami kejadian mengerikan saat tersesat di Gunung Slamet, Jawa Tengah. Naomi menghabiskan tiga hari dan dua malam sendirian di tengah hutan belantara, sebelum akhirnya ditemukan oleh tim penyelamat.
Cerita bermula pada Sabtu (5/10/2024) ketika Naomi mengikuti open trip bersama 40 pendaki lainnya. Rombongan tersebut menuju Gunung Slamet via posko pendakian Bambangan, Kabupaten Purbalingga. Mereka mencapai puncak pada hari Minggu (6/10/2024) sekitar pukul 13.00 WIB. Di puncak gunung tertinggi di Jawa Tengah itu, Naomi sempat berfoto sebelum memutuskan untuk segera turun karena kabut yang semakin tebal.
Dalam perjalanan turun, Naomi terpisah dari rombongan. Saat beristirahat, ia menyadari bahwa ia sendirian, sementara dua orang rekannya yang awalnya ada di belakangnya sudah tidak terlihat lagi. “Saya nengok ke belakang masih ada orang, saya nengok ke belakang ada orang, pas nengok ketiga udah gak ada orang sama sekali,” ungkap Naomi.
Dua malam yang dilalui di tengah kesunyian hutan dan cuaca dingin tidak membuatnya panik. Meski merasa kedinginan, ia fokus pada keselamatan dirinya. Naomi bertahan dengan mengonsumsi bekal roti yang dibawanya dan terus berupaya untuk tetap tenang meski tidak ada respons saat berteriak meminta tolong.
Di sisi lain, rombongan yang menyadari kehilangan Naomi, panik dan segera mencari jejaknya. Ketua rombongan melaporkan kehilangan tersebut pada Senin (7/10/2024), setelah menemukan motor dan tas Naomi yang ditinggalkan di posko pendakian. Setelah laporan diterima, tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga dikerahkan untuk mencari Naomi.
Setelah pencarian panjang yang melibatkan beberapa tim, Naomi akhirnya ditemukan pada Selasa (8/10/2024) di anak pegunungan Gunung Slamet, yaitu Gunung Malang. “Alhamdulillah, pukul 10.03 WIB, korban ditemukan selamat. Kondisinya sehat,” jelas Prayitno, Ketua Pelaksana BPBD Purbalingga.
Bergembira dengan kabar baik tersebut, Naomi tidak bisa menahan tangis bahagianya saat bertemu dengan tim penyelamat. “Ada yang panggil-panggil saya, saya lega sekali. Bapaknya [tim penyelamat] lihat saya nangis, lalu saya dikasih makan dan minum,” ucapnya. Setelah dievakuasi, Naomi kini kembali berkumpul dengan keluarganya dan mendapatkan pengalaman berharga dari peristiwa tersebut.
Kisah Naomi bukan hanya menjadi pelajaran bagi para pendaki lainnya tentang pentingnya persiapan dan kewaspadaan saat mendaki, tetapi juga menunjukkan kekuatan mental dalam menghadapi situasi sulit di alam bebas.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy