
Desakan agar Kapolres Kampar Dicopot semakin menguat. Permintaan agar Kapolres Kampar dicopot ini datang dari warga dan Kader Muhammadiyah Kampar.
Akurasi.id, Riau – Kapolres Kampar AKBP Rido Purba bikin gempar. Desakan kuat muncul agar pencopotan Kapolres Kampar dari jabatan. Protes muncul lewat spanduk yang beredar luas di sejumlah titik di Kampar, Riau. Spanduk tersebut meminta pencopotan AKBP Rido karena dinilai arogan.
Berdasarkan foto-foto di detikcom, kader dan warga Muhammadiyah Kampar membentangkan spanduk . Tertulis penolakan sikap kasar dan arogan Kapolres AKBP Rido terutama saat bertemu kepala sekolah, guru dan kepala desa di daerah Kampar.
“Mendesak pencopotan Kapolres Kampar dari jabatannya,” demikian bunyi spanduk yang tersebar luas.
Ketua Pemuda Muhammadiyah Kampar, Almi Zarlis, membenarkan pihaknya memasang spanduk-spanduk tersebut. Dia mengatakan aksi protes itu juga buntut pemanggilan sejumlah kader dan guru terkait aksi protes terhadap Kapolres.
“Kronologinya panjang. Itu terkait status Facebook salah satu guru kemarin. Kapolres melontarkan kata kasar itu saat pertemuan di Kampar,” kata Almi.
Kapolres Sering Melontarkan Ucapan Kasar
Almi mengatakan sangat menyayangkan ucapan kasar dari kapolres. Terutama dalam berbagai pertemuan di Kampar.
“Kita sangat menyayangkan sikap arogan dia. Iya (minta copot). Karena ini juga bukan kejadian pertama, sama wartawan juga itu ada. Ini tidak sesuai adat istiadat kita, kan harusnya menerima tamu baik-baik,” katanya.
Detail duduk perkaranya, spanduk itu buntut postingan di media sosial Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Batu Belah, Herman Hidayat. Herman mengkritik cara AKBP Rido dalam berbicara yang tidak sesuai adat istiadat di daerah itu.
Dalam kegiatan vaksinasi, Rido menyampaikan dengan bahasa kurang santun. Mereka menganggap Rido menantang dan akan menangkap siapa saja yang menentang kegiatan vaksinasi.
Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kampar, Muklis mengatakan selain arogan dan bertindak kasar AKBP Rido juga telah memanggil Herman Hidayat. Pemanggilan terjadi setelah Herman menulis status kritikan di akun Facebook.
“Akibat postingan di FB tersebut, pada hari Sabtu, 12 Februari sekitar pukul 10.00 Wib, tiba-tiba 9 orang personel polisi berpakaian umum dan 2 berpakaian seragam datang ke SD Muhammadiyah Batu Belah. Sekolah tempat ustaz Herman jadi kepala sekolah,” terang Muklis di Pekanbaru.
Propam Turun Tangan
Peredaran spanduk ini jadi perhatian Kapolda Riau. Propam turun tangan.
“Terkait beredarnya spanduk, Kapolda Riau atensi terhadap hal ini,” ucap Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto.
“Kapolda telah memerintahkan Kabid Propam untuk mendalami permasalahan,” kata Sunarto. (*)
Sumber: Detik.com
Editor: Redaksi Akurasi.id