Hukum & KriminalNews

Hasil Penyelidikan Kematian Yusuf, Polisi Kembali Temukan Fakta Baru

Loading

kematian
Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda M Ridwan saat menunjukkan lebar celah di dasar sekat pada saluran drainase. (Muhammad Upi/Akurasi.id)

Akurasi.id, Samarinda– Dugaan kematian dari jenazah bocah malang yang diduga Ahmad Yusuf Ghazali (4) masih menyisakan sejumlah  misteri. Semua dugaan masih belum memiliki bukti kuat. Namun perlahan misteri mulai menemukan titik terang.

Terutama soal dugaan jika Yusuf tewas lantaran terseret arus banjir di saluran drainase yang berjarak sekitar 20 meter dari PAUD, Jalan AW Syahranie, Kecamatan Samarinda Ulu itu semakin menguat.Karena ditemukannya celah lubang sekitar 30 cm pada sekat besi permanen di bagian dasar drainase.

Baca Juga: Tim Forensik Ambil Sampel Darah Orangtua Yusuf Guna Identifikasi DNA

Hal ini sebetulnya merupakan temuan lama, namun pada Rabu (18/12/19) siang tadi unit kepolisian dibantu oleh sejumlah relawan didampingi Bambang Sulistyo (37) selaku ayah Yusuf dan Lukman (40) sebagai kakaknya alias paman Yusuf.

Jasa SMK3 dan ISO

Dijelaskan Kapolsek Samarinda Ulu Kompol Indra Wahyu Majid jika dugaan sementara kematian jenazah yang diduga Yusuf masih mengarah pada terseret arus banjir.”Dugaannya masih mengarah ke sana (terseret banjir),” terangnya.

Lebih jauh ia menerangkan, dari tekanan arus air bisa saja memaksa tubuh bocah berusia 4 tahun itu melewati celah yang ada. Terlebih jika kondisinya sudah tidak bernyawa. “Terlebih perawakan anak juga kurus,” imbuhnya.

Persoalan hilangnya beberapa bagian tubuh, Indra menjelaskan hal tersebut karena faktor lamanya jasad, terlebih lagi  berada di dalam air.

“Menurut logika saja, jika kita yang masih hidup ini berendam di air maka jaringan kulit akan keriput. Apalagi kalau sudah meninggal dunia dan terendam berhari-hari,” bebernya.

Turut menambahkan, Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ipda M Ridwan juga menambahkan, sampai saat ini kepolisian belum mendapatkan petunjuk yang mengarah ke tindak kriminal.

“Kalau pun adanya tindak kriminal tentunya harus dikuatkan terlebih dahulu, harus ada bukti-bukti dan saksi yang kuat mengarah ke sana,” tandasnya.

Terpisah, pihak keluarga yang juga dijumpai saat penelusuran ulang mengaku telah mengikhlaskan kepergian Yusuf. Meski kenyataan begitu pahit, menurut Bambang pihaknya masih terus mencari kebenaran hingga sejelas-jelasnya.

Ia menilai jika tubuh anak laki-laki semata wayangnya itu tidak bisa melewati teralis, meski telah ditemukannya celah pada bagian dasarnya.

“Kami hanya ingin memastikan apakah benar ada saluran air yang terhubung dan bisa membawa tubuh anak kami ke lokasinya ditemukan,” tutur Bambang.

Selain memastikan kondisi drainase, sebelumnya Bambang mengaku telah menjumpai kembali pihak PAUD tempat Yusuf biasa dititipkan.

Dari hasil percakapan yang terbilang singkat atau sekitar lima menit, kata Bambang ada sedikit kejanggalan yang ia temukan dari pernyataan pihak PAUD.

“Pertama mereka (pihak PAUD) bilang anak saya awalnya berada di ruang sebelah kiri. Tadi, dikasih tahu lagi kalau anak saya malah berada di ruang tengah,” bebernya.

MAHYUNADI

Dengan semua kejanggalan tersebut, Bambang dengan berat hati mengutarakan jika memang ada pelaku yang dicurigai menjadi penyebab kematian anaknya tersebut, maka ia dengan ikhlas mengizinkan pihak kepolisian untuk membongkar makam putra semata wayangnya itu.

“Saya izinkan kepada polisi. Asalkan ada bukti  yang mengarah ke dugaan kriminal,” tegasnya.

Disinggung soal uji Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), Bambang mengatakan ikhlas menerima seluruh hasilnya. Terlebih kalau hasil nanti menunjukkan jika jenazah bocah malang itu bukanlah buah hatinya. “Hasil apapun saya terima,” pungkasnya. (*)

Penulis: Muhammad Upi
Editor: Dirhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button