Sering Dimarahi Ortu jadi Alasan Remaja di Makassar Ingin Jual Organ Tubuh

Remaja di Makassar yang merupakan pelaku pembunuhan bocah 11 tahun mengaku ingin jual organ karena ingin cepat kaya. Sebab, kerap dimarahi ortu karena faktor ekonomi.
Akurasi.id, Makassar – Peristiwa pembunuhan terhadap bocah 11 tahun dengan inisial MFS di Makassar, Sulawesi Selatan, mengejutkan semua pihak. Tidak hanya pelakunya yang masih terbilang remaja. Alasan dibalik pembunuhan itupun membuat khalayak terkejut.
Pelaku utama, AD (17) mengaku, pembunuhan itu ia lakukan dengan alasan ingin jual organ cepat kaya. Adapun, faktor ekonomi keluarga yang kurang mencukupi menjadi faktor mendorong keinginannya tersebut.
Ia mengaku, orangtuanya kerap marah karena faktor ekonomi. Oleh karena itu, ia ingin menjual organ agar bisa membelikan orangtuanya rumah. Sebab, mendengar kalau harga organ tubuh cukup mahal.
“Uangnya mau kasih orang tua, karena setiap hari (marah)” ujar AD sebagaimana melansir detiksulsel, Jumat (13/1/2023).
AD mengakui, ide untuk menjual organ berawal dari tontonan youtube. Setelah itu, ia beralih ke website untuk memperoleh lebih banyak informasi. Situs jual beli tersebut ia dapatkan dari mesin pencari Rusia, Yandex.
“(Ide jual organ) dari YouTube muncul website. Ide itu muncul sekitar Maret 2022,” katanya.
Di dalam salah satu website yang ia kunjungi, AD mengaku melihat penawaran pembelian organ manusia yang dipatok dengan harga tinggi. Mendapai 80 dollar atau Rp1,2 miliar. AD mulai berpikir untuk menjual organ. Adapun, yang ingin ia jual seperti ginjal, paru-paru, dan beberapa organ lain.
“Melihat kayak misal satu (harga) organ, banyak hasilnya,” ucapnya.
Usai Membunuh Korban, Pelaku Bingung Jual Organ Kemana
Hal tersebutlah yang mendasari pelaku melancarkan niat tersebut kepada korban. AR mengajak temannya, pelaku kedua MF (14) untuk menghabisi korban.
Sebelumnya, pelaku memancing korban untuk bebersih di rumahnya dengan iming-iming uang Rp50 ribu.
Setelah itu, karena tak kunjung mendapat balasan surat elektronik dari penawar pembeli. Kemudian, bingung cara memperoleh organ korban. Kedua pelaku akhirnya membuang jenazah MFS ke kolong jembatan, Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-Nipa, Moncongloe, Kabupaten Maros, Minggu (8/1/2023).
Sampai akhirnya polisi menemukan korban dalam keadaan tak bernyawa dan terbungkus plastik sampah dengan kedua tangan dan kaki terikat. (*)
Editor: Devi Nila Sari