Mencatat Tren Positif Kinerja Industri Jasa Keuangan di Kaltim Seiring Melandainya Pandemi


Tren positif kinerja industri jasa keuangan di Kaltim telah mendorong geliat ekonomi yang cukup baik. Dengan tren positif kinerja industri jasa keuangan di Kaltim juga telah mendorong peningkatan bagi geliat UMKM. Perlahan tapi pasti upaya pemulihan ekonomi terjadi.
Akurasi.id, Samarinda – Pergerakan pandemi Covid-19 yang terus melandai dalam beberapa purnama terakhir bak embusan angin segar di kala pagi hari. Memberikan kesegaran dan semangat baru. Hal seirama pun terjadi dengan sektor bisnis dan perbankan yang ada di Kalimantan Timur (Kaltim).
Berbagai kebijakan pelonggaran kebijakan pembatasan sosial dari pemerintah pusat hingga daerah. Membuat aktivitas sosial masyarakat mulai kembali bergeliat. Dampak atas hal itu yakni kembali bergeraknya roda perekonomian masyarakat. Hal itu juga mendorong tren positif bagi pertumbuhan perbankan di Kaltim.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kaltim Made Yoga Sudharma menyebut, kian melandainya pandemi yang dibarengi pelonggaran berbagai kebijakan pembatasan sosial, telah mendorong tren positif bagi kembali bergeliatnya dunia bisnis atau usaha. Sepanjang 2021 misalnya, total aset perbankan, baik bank umum konvensional dan syariah) di Kaltim menunjukkan peningkatan.
Sesuai dengan data yang masuk dalam laporan OJK, total aset perbankan se-Kaltim per September 2021 tercatat sebesar Rp158,67 triliun, meningkat 7,97% secara yoy (year over year) atau 9,80% secara ytd (year to date).
“Per September 2021, total dana pihak ketiga perbankan di Kaltim tercatat sebesar Rp115,33 triliun, meningkat 8,61% yoy atau 9,63% ytd,” ungkap Made kepada awak media dalam salah satu kegiatan di Balikpapan belum lama ini.
Jasa Keuangan di Kaltim, Kredit Perbankan, dan UMKM
Tren positif pertumbuhan juga terjadi dari sisi penyaluran kredit. Disebutkan Made, bahwa penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank di Kaltim per September 2021 tercatat sebesar Rp70,82 triliun, naik sebesar 8,56% yoy dibandingkan posisi September 2020 yang tercatat sebesar Rp65,24 triliun. Secara ytd, juga mengalami peningkatan sebesar 7,42% dari posisi Desember 2020 yang tercatat sebesar Rp65,93 triliun.
Adapun untuk penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek di wilayah Kaltim per September 2021 tercatat sebesar Rp114,91 triliun, turun sebesar 6,34% yoy dibandingkan September 2020 yang tercatat sebesar Rp122,68 triliun.
“Kemudian Secara ytd, juga mengalami penurunan sebesar 5,18% dibandingkan posisi Desember 2020 yang tercatat sebesar Rp121,19 triliun. Walaupun kredit lokasi proyek menurun, namun hal tersebut dikompensasikan terhadap kredit lokasi bank yang meningkat,” papar Made.
Lebih lanjut dia menjabarkan, berdasarkan golongan debitur, penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank per September 2021 tercatat sebesar Rp22,02 triliun adalah kepada debitur UMKM dan Rp48,80 triliun untuk non UMKM.
“Sedangkan berdasarkan lokasi proyek, kredit kepada UMKM per September 2021 tercatat sebesar Rp24,02 triliun dan kredit kepada non UMKM tercatat sebesar Rp90,88 triliun,” ungkapnya.
Kredit Modal Kerja, Investasi, dan Jasa Keuangan di Kaltim
Tren pertumbuhan perbankan yang berjalan baik, disebutkan Made, menjadi hal yang sangat baik. Karena membawa banyak dampak positif bagi banyak aspek. Misalnya bagi kredit modal kerja dan investasi di Kaltim.
Misalnya saja, berdasarkan jenis penggunaan per September 2021, perbankan yang berlokasi bank di wilayah Kaltim menyalurkan masing-masing sebesar Rp24,48 triliun dan Rp21,93 triliun untuk keperluan modal kerja dan investasi. Sedangkan untuk konsumsi, tersalurkan sebesar Rp24,41 triliun pada posisi yang sama.
Kemudian untuk penyaluran kredit modal kerja, investasi dan konsumsi seluruhnya mengalami peningkatan masing-masing sebesar Rp1,14 triliun (4,92%), Rp4,15 triliun (23,40%), dan Rp275,82 miliar (1,14%) dari posisi September 2020 yang tercatat masing-masing sebesar Rp23,33 triliun, Rp17,77 triliun, dan Rp24,13 triliun.
Sedangkan berdasarkan jenis penggunaan per September 2021, perbankan yang berlokasi proyek di wilayah Kaltim menyalurkan masing-masing sebesar Rp36,92 triliun dan Rp51,70 triliun untuk keperluan modal kerja dan investasi. Sedangkan untuk konsumsi, tersalurkan sebesar Rp26,28 triliun pada posisi yang sama.
Adapun untuk penyaluran kredit modal kerja diakui Made mengalami penurunan sebesar Rp4,33 triliun (-10,51%) dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar Rp41,26 triliun, di samping itu kredit investasi juga mengalami penurunan sebesar Rp4,06 triliun (-7,29%) dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar Rp55,77 Triliun.
“Walau begitu, kredit konsumsi mengalami peningkatan sebesar Rp628,83 miliar (2,45%) dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar Rp25,65 triliun,” jelasnya.
Tren Positif Jasa Keuangan di Kaltim Dongkrak Penyaluran Kredit Rumah Tangga
Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma menyebutkan, berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit terbesar untuk lokasi bank terjadi pada sektor Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna) dan sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Berdasarkan lokasi bank, penyaluran kredit untuk sektor Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna) di wilayah Kaltim tercatat sebesar Rp14,98 triliun per September 2021, meningkat sebesar Rp910,36 miliar atau 6,47% yoy.
“Sedangkan penyaluran kredit pada sektor perdagangan besar dan eceran di wilayah Kaltim tercatat sebesar Rp12,10 triliun per September 2021, meningkat sebesar Rp495,27 miliar atau sebesar 4,27% yoy,” terangnya.
Di sisi lain, penyaluran kredit terbesar untuk lokasi proyek terjadi pada sektor Pertanian, Perburuan, Kehutanan, Perdagangan Besar dan Eceran. Berdasarkan lokasi proyek yang ada di wilayah Kaltim, kredit kepada sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan tercatat sebesar Rp27,88 triliun per September 2021, meningkat sebesar Rp1,61 triliun atau 6,13% yoy. “Sedangkan penyaluran kredit pada sektor Perdagangan Besar dan Eceran per September 2021 tercatat sebesar Rp15,33 triliun, menurun sebesar Rp889,98 miliar atau 5,48% secara yoy,” ungkapnya.
Kendati demikian, sambung Made, bahwa pertumbuhan kredit diiringi dengan kualitas kredit yang baik. Tingkat NPL (Non-performing loan) perbankan berdasarkan lokasi bank di wilayah Kaltim masih terjaga dalam posisi yang sehat, tercermin dari NPL Gross per September 2021 tercatat sebesar 4,80%, menurun dari posisi September 2020 yang sebesar 7,71%.
Namun demikian, perbankan dinilai telah membentuk pencadangan kerugian yang sangat memadai sehingga secara NPL Net perbankan untuk lokasi bank masih terjaga dan berada dalam kategori sehat di posisi 1,97% per September 2021.
Adapun tingkat NPL (Non-performing loan) perbankan berdasarkan lokasi proyek di wilayah Kaltim masih terjaga dalam posisi yang sehat. NPL Gross per September 2021 tercatat sebesar 4,08%, menurun dari posisi September 2020 yang tercatat sebesar 5,03%.
“Walau begitu, perbankan telah membentuk pencadangan kerugian yang sangat memadai, sehingga secara NPL Net perbankan untuk lokasi proyek masih terjaga dan berada dalam kategori sehat di posisi 1,45% per September 2021,” paparnya. (*)
Penulis/Editor: Redaksi Akurasi.id