HeadlinePeristiwa

Tanggap Darurat Bencana di Luwu dengan Upaya Pemulihan dan Dukungan Maksimal di Tengah Kesulitan

Loading

Akurasi.id. Makassar – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menetapkan status tanggap darurat di beberapa wilayah yang terkena dampak bencana alam. Luwu, sebagai daerah yang paling parah terdampak, kini menjadi fokus utama dalam upaya penanganan dan pemulihan pasca bencana banjir dan tanah longsor yang melanda.

Sejak Jumat (3 Mei 2024), Luwu telah mengalami serangkaian bencana alam yang memprihatinkan. Berdasarkan laporan terakhir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 13 kecamatan di Kabupaten Luwu terdampak, dengan Kecamatan Latimojong sebagai episentrum bencana yang mengalami pemutusan akses serta isolasi total terhadap warganya.

Dalam upaya pencarian dan pertolongan, Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, mengungkapkan bahwa kondisi di Latimojong pada Minggu (5 Mei 2024) bertambah parah akibat hujan deras yang masih terus mengguyur wilayah tersebut. “Keadaan ini menimbulkan titik longsoran baru, jalan menuju Latimojong ambles sepanjang 100 meter, beberapa jembatan penghubung desa putus,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Penyaluran bantuan logistik kepada warga yang terdampak dilakukan dengan bantuan helikopter milik TNI Angkatan Udara dan Polda Sulawesi Selatan, mengingat kesulitan akses yang terjadi di lapangan. Ini menunjukkan betapa seriusnya upaya pemerintah dalam memberikan respons terhadap kejadian ini.

Jasa SMK3 dan ISO

Selain itu, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, di bawah arahan Andi Muhammad Arsjad, Penjabat Sekertaris Daerah, telah berupaya maksimal dalam menyediakan dukungan. Ini termasuk pengadaan dapur umum, posko kesehatan, dan pemanfaatan cadangan pangan pemerintah. “Kami telah menyampaikan kepada kabupaten untuk menggunakan dana Belanja Tidak Terduga, dan provinsi nanti akan menggunakan dana tersebut untuk membantu,” tambah Arsjad.

Arus informasi dan dukungan terus dikoordinasikan, tidak hanya dalam bentuk logistik dan pangan, tetapi juga melalui doa dan dukungan moral. Arsjad mengimbau seluruh pengurus masjid melalui Kanwil Agama, Majelis Ulama Indonesia, dan Forum Koordinasi Umat Beragama untuk menggelar doa bersama, berharap musibah ini tidak berkepanjangan.

Kerugian material dan infrastruktur terdata, tetapi yang lebih penting adalah pemulihan kondisi sosial dan ekonomi warga yang terdampak. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan tim gabungan terus melakukan pendataan dan evaluasi kerugian, sambil berupaya mengembalikan kehidupan warga Luwu ke normal.(*)

Penulis: Ani
Editor: Ani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button