Birokrasi

Refleksi Hari Anak Sedunia, Rusman: Persoalan Ekonomi Kerap Picu Kekerasan Pada Anak (1)

Loading

Kekerasan
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub. (Dok Akurasi.id)

Akurasi.id, Samarinda – Kasus kekerasan dan eksploitasi yang kerap mendera para anak tidak dapat dilepaskan dari persoalan sosial dan ekonomi. Pemerintah Kaltim dinilai perlu benar-benar mengidentifikasi persoalan itu dengan membuatkan perencanaan pembangunan yang terstruktur serta berkelanjutan.

Ketua Komisi IV DPRD Kaltim Rusman Yaqub menuturkan, boleh saja pemerintah mengklaim jika angka kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Benua Etam –sebutan Kaltim- terus mengalami penurunan. Namun yang paling substansial adalah bagaimana agar perkara tersebut dicegah sedini mungkin.

Baca Juga: Bicara Persoalan Banjir Samarinda, Andi Harun: Benahi SKM Butuh APBN (2-habis)

“Kita hormati dan hargai ketika misalnya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kaltim menurun. Tetapi kalau memang ada penurunan, maka sejauh mana itu? Perlu kita dalami,” katanya, Kamis (22/11/19).

Jasa SMK3 dan ISO

Logo dprd KaltimPertanyaan itu dilontarkan politikus Partai PPP itu dalam rangka merefleksi Hari Anak Sedunia yang diperingati setiap 20 November. Di sisi lain, pertanyaan itu sekaligus dilayangkan Rusman untuk meminta Pemerintah Kaltim tidak menjadikan Hari Anak Sedunia sekadar kegiatan seremonial.

“Ketika ada penurunan, apakah itu berlaku secara konstan atau hanya kebetulan saja. Karena bisa saja pada fase tertentu akan muncul lagi,” tuturnya.

Rusman sendiri menilai, Kaltim termasuk daerah yang cukup resistansi terhadap kasus kekerasan anak. Terutama kepada perempuan dan remaja. Ada banyak faktor penyebab itu. Antara lain, derasnya arus teknologi dan informasi, serta terjadinya pendangkalan atau degradasi moral dalam kehidupan sosial.

“Bisa juga karena dampak lingkungan sosial yang tidak sehat. Adanya ketimpangan ekonomi. Itu dapat berimbas pada ketimpangan sosial. Dan bisa bertali-temali. Sehingga terjadilah kerentanan sosial dalam kehidupan masyarakat,” imbuhnya.

Jika bercermin dari berbagai kasus yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, Rusman menilai, Kaltim masih menjadi daerah yang cukup rawan terhadap kasus kekerasan dan eksploitasi anak dan perempuan. Indikatornya, dalam beberapa bulan terakhir, ada sejumlah kasus kekerasan seksual terhadap anak dan remaja. Baik yang berasal dari lingkungan keluarga maupun dari orang lain.

“Bisa dikatakan, sebenarnya hampir setiap hari ada kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di berbagai daerah di Kaltim. Tentu ini menjadi kekhawatiran bagi kita semua,” sebutnya. (*)

Penulis: Muhammad Aris
Editor: Yusuf Arafah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button