Penjahit Masker Curhat di Facebook Tak Dibayar, Jaang: Jangan Apa-Apa Mengeluh di Medsos


Akurasi.id, Samarinda – Belum lama ini, warga pengguna media sosial (medsos) Facebook di Samarinda, ramai-ramai mengomentari adanya sebuah postingan yang berisikan curhat seorang penjahit masker yang tidak kunjung dibayar hasil olahan tangannya oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
baca juga: Pulang dari Amerika dan Jepang, Remaja 17 Tahun di Samarinda Ditetapkan PDP Covid-19
Nilai masker kain yang diambil dan belum dibayarkan Pemkot Samarinda memang tidak begitu besar. Hanya sekitar Rp2.350.000. Namun di masa pandemi Covid-19 ini, nilai itu tentunya sangat berharga.
Pengusaha dan penjahit masker kain yang melayangkan curahan hati alias curhatnya itu, bernama Ismail Hasan. Dalam unggahannya, Ismail mengaku, kalau ada sekitar 60 lusin kain masker yang dia jahit dan diambil Pemkot Samarinda, namun tidak kunjung dibayarkan.
“Mofon maaf pak kami sekelurga mengerjakan 60 lusin BPBD, saya menjahit sendiri, anak istri saya membantu menyertika, 10 hari pal, kami mengahbiskan seluri uang kami buat modal. Begitu selesai dan diantar ditolak dengan alasan tidak ada uang untuk membayar. Bapak/ Ibu bagaimana nasib kami, mau diapakan masker sebnayak itu, dengan totoal 2.350.000,” demikian tulis Ismail dalam unggahannya di medsos.
Postingan Ismail tersebut mendapatkan beragam respons dari warga internet. Sebagian besar dari pengguan medsos merasa turut bersedih dengan meminta Pemkot Samarinda segera membayarkan masker tersebut.
Perihal hal itu, Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang memastikan, kalau pihaknya akan membayarnya. Kendati demikian, Jaang sedikit memberikan sindiran warga Kota Tepian –sebutan Samarinda- yang gemar curhat di medsos, ketimbang menyampaikan secara langsung permasalahan.
“Pasti dibayar, dan apa-apa itu jangan mengeluh di medsos. Kami beli, apalagi bulan puasa ini. Sampai seratus ribu pun tetap kami beli,” ketus Jaang saat diwawancara awak media, Rabu (29/4/20) siang.
Selain itu, Jaang juga mengungkapkan, kalau dia sempat membeli masker dari luar kota karena terbatasnya stok yang ada di Samarinda. Serta adanya keterlambatan dari para penjahit.
“Kemarin itu saya ambil dari luar karena satu minggu tidak mencukupi stok masker di sini,” ujar ketua DPD Partai Demokrat Kaltim tersebut.
Dia mengaku, bahwa keluhan salah satu penjahit masker di Samarinda yang dituangkan di medsos itu, telah diselesaikan pihaknya. Pemkot melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda sudah membayar biaya masker tersebut.
“(Utang pembayaran masker kain 60 lusin di salah satu panjahit di Samarinda) sudah diselesaikan oleh pihak BPBD Samarinda,” tandasnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin