Keteguhan Netanyahu dalam Serangan Rafah Analisis dan Implikasi bagi Perdamaian di Timur Tengah

Akurasi.id – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini menyatakan tekadnya untuk melanjutkan serangan militer terhadap Rafah, sebuah kota di selatan Gaza, tanpa mempedulikan hasil perundingan gencatan senjata dengan Hamas. Pernyataan ini menimbulkan gelombang kekhawatiran dan kritik internasional, mengingat situasi kemanusiaan yang sudah parah di wilayah tersebut. Artikel ini akan mengulas latar belakang, analisis, dan implikasi dari keputusan Netanyahu tersebut terhadap upaya perdamaian di Timur Tengah.
Latar Belakang Konflik
Konflik antara Israel dan Hamas telah memasuki bulan ketujuhnya, dengan kerugian besar pada kedua sisi. Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel selatan, menyebabkan kematian sekitar 1.200 orang, sebagian besar adalah warga sipil, dan menculik sekitar 250 orang. Sebagai tanggapan, Israel memulai serangan balasan yang intensif terhadap Gaza, menyebabkan kerusakan luas dan banyak korban sipil.
Perundingan Gencatan Senjata
Dalam beberapa bulan terakhir, upaya intensif telah dilakukan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata. Perundingan yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar bertujuan untuk menghentikan pertempuran, membebaskan sandera, dan membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza. Meskipun ada beberapa kemajuan, Netanyahu telah menegaskan bahwa operasi militer di Rafah adalah kunci untuk mengalahkan Hamas dan tidak bisa dihindari, bahkan jika itu berarti mengabaikan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata.
Analisis Sikap Netanyahu
Netanyahu menghadapi tekanan yang signifikan dari mitra koalisi pemerintahannya yang nasionalis yang menuntut tindakan keras terhadap Hamas. Pernyataannya di Forum Tikva menunjukkan keinginannya untuk memenuhi tuntutan kelompok ini, sekaligus menanggapi kekhawatiran publik Israel terhadap keamanan sandera yang masih ditahan oleh Hamas. Netanyahu berargumen bahwa tanpa tindakan militer yang tegas, Israel tidak akan dapat mencapai keamanan jangka panjang atau menangani ancaman Hamas secara efektif.
Implikasi bagi Perdamaian di Timur Tengah
Keputusan untuk melanjutkan serangan ke Rafah dapat memiliki implikasi yang luas terhadap upaya perdamaian di Timur Tengah. Ini menandakan prioritas keamanan Israel di atas solusi diplomatik, yang bisa memperburuk ketegangan di kawasan dan mengurangi kemungkinan mencapai perdamaian jangka panjang. Kecaman internasional terhadap aksi militer yang berpotensi merugikan warga sipil menambah kompleksitas dalam hubungan Israel dengan sekutu-sekutunya, termasuk Amerika Serikat.
Dampak Kemanusiaan
Lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza telah terpaksa mengungsi karena konflik yang berkepanjangan ini. Dengan infrastruktur yang hancur dan kondisi hidup yang memburuk, keputusan untuk melanjutkan serangan di Rafah hanya akan memperparah krisis kemanusiaan. Ini menimbulkan pertanyaan serius tentang keseimbangan antara tindakan militer dan perlindungan terhadap warga sipil, yang merupakan prinsip dasar hukum internasional.(*)
Penulis: Ani
Editor: Ani