Trending

Karyawan Tambang dan Petugas Puskesmas di Kutim yang Kontak dengan Pasien Corona Asal Jakarta Bakal Diperiksa

Loading

corona jakarta
Pemerintah Kutim gelar Press comp terkait perkembangan covid-19. (Ella Ramlah/Akurasi.id)

Akurasi.id, Sangatta – Sebelum dinyatakan positif virus corona pada Rabu (8/4/20) lalu, warga Jakarta yang diketahui bekerja di salah satu perusahaan tambang di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), ternyata sempat bertandang ke sejumlah tempat. Bahkan, pria dengan kode KTM4 itu, pernah berkontak erat dengan sejumlah orang, baik di Kutim, Samarinda, dan Kutai Kartanegara (Kukar).

baca juga: Anak Usia 8 Tahun dan Seorang Remaja di Kutim Masuk PDP, Sempat Kontak dengan Pasien Positif Corona

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Bahrani Hasanal, dalam konferensi pers Kamis (9/4/20). “Tanggal 16 Maret, yang bersangkutan mendarat di Samarinda dan dijemput oleh sopir perusahaan (menuju) di Kecamatan Kaubun,” jelasnya.

Pada 17 Maret dini hari, KTM4 tiba di Kutim. Pasien ini diketahui merupakan manajer kontraktor perusahaan tambang di Kaubun, Kutim. Kedatangannya bermaksud meninjau tambang yang sedang dikerjakan di wilayah tersebut. Dia diantar oleh beberapa karyawan di tempat itu.

Jasa SMK3 dan ISO

“Namun karena ada keluhan, tanggal 19 Maret, dia dibawa ke klinik di Kaubun. Kemudian karena merasa sakit, ia diistirahatkan di mes perusahaan,” terangnya.

Waktu recovery tersebut berlangsung pada 20-21 Maret 2020. Lantaran merasa kondisi kesehatannya sedikit membaik, pada 22 Maret 2020, ia sempat kembali ke lokasi tambang. Namun karena keluhan tak mereda, ia kembali ke mes beristirahat.

“Pada 23 Maret, pasien ke Puskesmas Kaubun. Oleh pihak puskesmas, dia diminta menjalankan protol Covid-19 untuk diisolasi,” lanjutnya.

Pasien merupakan penduduk dengan KTP Jakarta. Orangtuanya tinggal di Kukar. Dengan riwayat tersebut, ia diminta melakukan karantina mandiri. Namun pada 23 Maret 2020, tanpa melapor, sekitar pukul 18.00 Wita, ia bertolak ke Samarinda.

“Di Samarinda tanggal 24 Maret, berobat ke dokter praktik. Kemudian disarankan dirawat inap. Karena masih disarankan, ia memilih ke Rumah Sakit Dirgahayu tapi pulang dulu sebentar,” urai Bahrani.

Setelah pulang ke rumah orangtuanya di Kukar, pasien tersebut kembali memeriksakan diri ke praktik dokter tersebut pada 26 Maret 2020. Dari situ ia dirujuk ke RS Dirgahyu. Dan pada 27 Maret, dari RS Dirgahayu dirujuk lagi ke Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie.

“Dan tanggal 8 (April) hasil Swab-nya dinyatakan positif,” terangnya.

KTM4 tersebut akhirnya terdata sebagai kasus dari Kutim. Padahal, menurut Bahrani, pasien hanya berada di Kutim pada 17-23 Maret 2020. Dan tahun ini, baru kali tersebut ia tiba di Kutim. Kedatangan sebelumnya adalah pada 2019 lalu.

“Orang ini enam hari di Kaubun, terpaksa kami lakukan tracing semua kontak-kontaknya. Termasuk klinik di mana ia sempat berobat. Kami tracing. Mudah-mudahan ada alatnya, kami akan rapit test semua yang berisiko,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ella Ramlah
Editor: Dirhanuddin

Artikel Terkait

Back to top button