Jangan Lagi Panic Buying! Stok Pangan di Bontang Dipastikan Aman


Akurasi.id, Bontang – Masyarakat Bontang diharapkan tidak perlu khawatir terhadap ketersediaan pangan di Kota Taman -sebutan Bontang. Berdasarkan hasil pemantauan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Bontang di pasar-pasar tradisional dan toko grosir, ketersediaan 11 jenis bahan pokok dapat bertahan 1-17 bulan ke depan.
baca juga: 137 Penumpang Turun dari KM Egon, Dishub Terlibat Pengecekan Suhu Cegah Wabah Corona
Guna mengetahui situasi pangan di Kota Bontang, DKP3 bersama pihak-pihak terkait melakukan sidak, Senin (30/3/20) kemarin. Pemantauan persediaan bahan pangan pokok dilakukan di 3 pasar tradisonal, yaitu Pasar Rawa Indah, Pasar Telihan dan Pasar Citra Mas, serta tidak ketinggalan toko-toko grosir yang menjual kebutuhan pokok.
DKP3 memantau 11 jenis bahan pokok, di antaranya beras, jagung, cabai keriting, cabai rawit merah, bawang merah, telur ayam ras, daging ayam ras, daging sapi, minyak goreng, gula pasir dan bawang putih.
“Ke-11 jenis bahan pokok ini mampu bertahan mulai dari 1 sampai 17 bulan,” ujar Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKP3, Debora Kristiani.
Ia merincikan, khusus untuk beras, cabai rawit merah dan daging sapi cukup untuk 1 bulan, sedangkan pangan pokok yang lain cukup 4 – 17 bulan.
Ketahanan pangan tersebut dengan menghitung stok pangan yang ada serta jumlah penduduk Bontang yang saat ini mencapai 177.722 jiwa. Sementara karakteristik penawaran dan permintaan (supplay dan demand) pangan pokok di Kota Bontang tergantung dari jumlah kebutuhan.
Jika stok sudah berkurang baru para pedagang mendatangkan supply nya dari luar Kota Bontang. Rata-rata supply pangan pokok dilakukan oleh pedagang setiap minggunya.
“Stok berasal dari luar daerah datangnya per Minggu. Jumlahnya berdasarkan kebutuhan,” imbuh Debora.
Melihat kondisi tersebut maka DKP3 menjelaskan kepada masyarakat bahwa pemerintah dipastikan menjamin ketersediaan pangan di Kota Bontang. DKP3 pun mengimbau agar masyarakat jangan membeli pangan secara berlebihan dan menimbun, hal ini akan menyebabkan gejolak harga dan pasokan pangan.
Masyarakat diimbau untuk lebih cerdas memilah berita agar tidak menyebarkan hoaks sehingga menyebabkan panic buying. Ikuti imbauan pemerintah. Jangan panik, belilah pangan sesuai kebutuhan keluarga.
“Jika perlu keluar rumah untuk membeli kebutuhan pangan maka tetap wajib menerapkan standar keamanan diri terkait kasus Covid-19 ini,” ujarnya. (*)
Penulis: Yusva Alam
Editor: Dirhanuddin