Investigasi Kematian Brigadir RAT Menguak Kejanggalan dan Tuntutan Klarifikasi Memperdalam Misteri

Akurasi.id. Jakarta – Kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) yang diduga sebagai bunuh diri terus menimbulkan pertanyaan dan kecurigaan di tengah masyarakat. Brigadir RAT, anggota Satlantas Polresta Manado, ditemukan tewas di dalam sebuah mobil Toyota Alphard di Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Kamis, 25 April 2024. Dugaan bunuh diri yang disampaikan oleh pihak kepolisian tampaknya tidak sepenuhnya diterima oleh keluarga dan publik, memicu Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) untuk turun tangan.
Penyelidikan Kompolnas dan Kejanggalan yang Terungkap
Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto menyoroti enam poin kejanggalan dalam kasus ini, termasuk legalitas penugasan Brigadir RAT dan keberadaan surat tugas yang tidak ditemukan di tempat kejadian. Ketidakjelasan mengenai siapa yang memberikan tugas dan untuk apa Brigadir RAT berada di Jakarta menjadi sorotan khusus. Ada juga kecurigaan tentang seorang Polwan yang dikatakan telah mengajak Brigadir RAT ke Jakarta, serta pertanyaan mengenai legalitas senjata api yang digunakan dalam insiden tersebut.
Selanjutnya, Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengatakan bahwa pihaknya akan meminta klarifikasi dari Polda Sulawesi Utara dan Polda Metro Jaya mengenai status Brigadir RAT—apakah ia sedang cuti atau dalam tugas BKO—untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai latar belakang peristiwa tragis tersebut.
Tuntutan untuk Klarifikasi dan Investigasi Mendalam
Investigasi ini tidak hanya mencari kejelasan mengenai detil kejadian tetapi juga mendorong untuk transparansi dan penanganan kasus dengan pendekatan ilmiah dan profesional. Kompolnas mendesak pihak kepolisian untuk memperjelas aspek-aspek yang masih kabur dan melakukan autopsi untuk mengkonfirmasi penyebab pasti kematian Brigadir RAT. Autopsi tersebut diharapkan bisa dilakukan di Jakarta atau Manado dengan pengawasan keluarga, untuk memastikan proses yang terbuka dan akuntabel.
Implikasi dan Harapan Keluarga Korban
Keluarga Brigadir RAT, yang diwakili oleh istri beliau, Novita Husain, menyatakan ketidakpercayaan terhadap versi bunuh diri dan mempertanyakan banyak aspek dari penjelasan awal yang diberikan oleh pihak kepolisian. Mereka, bersama dengan publik, menuntut keadilan dan kebenaran yang dapat diandalkan, yang hanya mungkin tercapai melalui penyelidikan yang teliti dan transparan.
Sebagai tanggapan atas kejadian ini, serta kejadian serupa yang terjadi belakangan ini, Kompolnas juga mendorong evaluasi dan kajian menyeluruh terhadap kasus-kasus bunuh diri di kepolisian untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Dengan banyaknya mata yang tertuju pada kasus ini, harapan untuk mendapatkan kejelasan dan keadilan menjadi semakin kuat. Masyarakat mengharapkan bahwa penyelidikan akan berlangsung dengan cepat dan menyeluruh, mengungkap fakta yang dibutuhkan untuk menenangkan hati yang gundah dan memulihkan kepercayaan terhadap institusi kepolisian.(*)
Penulis: Ani
Editor: Ani