EkonomiHeadline

Startup RI Dihantui Gelombang PHK, Ini Daftarnya!

Loading

Beberapa perusahaan startup di Indonesia dihantui gelombang PHK. Startup dihantui gelombang PHK karena fenomena bubble burst.

Akurasi.id, Jakarta – Sejumlah perusahaan rintisan atau startup di Indonesia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan. Gelombang PHK di startup dugaan terjadi karena fenomena gelembung pecah atau bubble burst. Peneliti Indef Nailul Huda mengatakan, bubble burst adalah kondisi saat kenaikan ekonomi melaju cepat tetapi cepat pula jatuhnya.

Kondisi itu yang kemungkinan Nailul sedang terjadi pada industri startup di dalam negeri, karena pertumbuhannya yang instan pada awal pandemi, tapi merosot tajam sampai berakibat pada pengurangan karyawan.

“Banyak startup yang tidak dapat bertahan di waktu yang bersamaan. Akibatnya, muncul fenomena PHK di industri startup digital,” sebut Nailul kepada CNNIndonesia.com, Jumat (27/5).

Jasa SMK3 dan ISO

Daftar startup yang melakukan PHK dalam beberapa waktu terakhir.

1. Zenius

Startup bidang pendidikan ini memangkas lebih dari 200 karyawan. Manajemen mengaku kinerja perusahaan turun di tengah gejolak ekonomi.

“Agar dapat beradaptasi dengan dinamisnya kondisi makro ekonomi yang mempengaruhi industri, Zenius melakukan konsolidasi dan sinergi proses bisnis untuk memastikan keberlanjutan,” ungkap manajemen dalam keterangan resmi, Selasa (24/5).

Karyawan yang ‘out’, kata manajemen, akan mendapatkan pesangon sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia. Selain itu, Zenius juga akan melanjutkan manfaat asuransi karyawan termasuk anggota keluarga hingga 30 September 2022.

2. LinkAja

Kabar PHK juga datang dari layanan keuangan digital BUMN LinkAja yang melakukan PHK terhadap sejumlah karyawan. Hal ini dalam rangka reorganisasi sumber daya manusia (SDM).

“Penyesuaian organisasi SDM ini atas dasar relevansi fungsi SDM tersebut pada kebutuhan dan fokus bisnis perusahaan ini,” ujar Head of Corporate Secretary Group LinkAja Reka Sadewo.

Menurut Reka, akan ada beberapa perubahan signifikan pada anak usaha Telkom ini, terutama berkaitan dengan fokus dan tujuan bisnis perusahaan. Hal tersebut akan berpengaruh pada beberapa aspek operasional perusahaan, salah satunya adalah reorganisasi SDM.

“Tentunya ini krusial, untuk memastikan bahwa perusahaan dapat bertumbuh secara optimal, dengan penopang oleh pilar SDM yang efisien dan sesuai dengan fokus dan target perusahaan ke depan,” ujar Reka.

Reka menegaskan, bahwa langkah penyesuaian organisasi SDM oleh LinkAja mempertimbangkan dengan matang kepentingan seluruh pemangku kepentingan, termasuk karyawan.

Perencanaan tersebut juga akan mematuhi aturan dan regulasi yang telah pemerintah gariskan dan mematuhi prinsip good corporate governance.

Selain itu, Reka memastikan operasi bisnis LinkAja berjalan seperti biasa. Penyesuaian organisasi perusahaan juga tidak memengaruhi layanan LinkAja ke pengguna.

3. JD.ID

Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan.

Hal tersebut sebagai salah satu improvisasi agar perusahaan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.

“Perusahaan juga melakukan pengambilan keputusan seperti tindakan restrukturisasi, yang mana di dalamnya terdapat juga pengurangan jumlah karyawan,” ujar Director of General Management JD.ID Jenie Simon dalam pernyataan yang CNNIndonesia.com terima, Jumat (27/5).

Jenie mengatakan saat ini perusahaan tengah fokus pada pengoptimalan struktur ketenagakerjaan.

Upaya improvisasi lainnya juga melakukan peninjauan, penyesuaian, hingga inovasi atas strategi bisnis dan usaha.

Ia memastikan perusahaan akan patuh terhadap regulasi ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan pemerintah, dan akan memberikan hak karyawan, seperti diatur dalam regulasi tersebut.(*)

Sumber: CNNIndonesia.com
Editor: Redaksi Akurasi.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button