Diduga Akibat Pasien Tak Jujur, Puluhan Dokter dan Perawat RSUD AWS Diistirahatkan Setelah Operasi Pasien OTG Covid-19


Akurasi.id, Samarinda – Diduga akibat pasien tak jujur, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda terpaksa mengistirahatakan sejumlah dokter dan perawat setelah sempat melakukan penanganan operasi terhadap pasien yang ternyata berstatus orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. Pasalnya, tak lama setelah melakukan operasi, tim medis baru mengetahui bahwa yang bersangkutan memiliki hasil rapid test reaktif Covid-19.
baca juga: Klaster Ijtima Gowa Merajalela, Kasus Positif Covid-19 di Kutim Jadi 13 Orang
Hal tersebut disamapaikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD AWS, dr David Masjhoer, Selasa (28/4/20). Menurut David, pasien tersebut datang beberapa hari lalu. Dan pihak rumah sakit tak mengetahui pasien tersebut termasuk kategori OTG. Baru diketahui belakangan setelah didapati riwayat perjalanan dari Bontang. Serta memiliki kontak dengan petugas kesehatan di Rumah Sakit Islam Bontang dan RSUD Taman Husada.
“Berdasarkan hal itu, dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif. Akhirnya pasien kami pindahkan ke ruang isolasi. Kami Swab. Dan saat ini menunggu untuk menentukan status. Saat ini masih PDP (pasien dalam pengawasan),” terang David saat konferensi pers via aplikasi Zoom pada siang tadi.
Setelah hasil tersebut diketahui, perawat dan dokter yang sempat menangani pasien, harus diistirahatkan. Dan akan dilakukan rapid test dalam tujuh hari ke depan sejak kontak dengan PDP tersebut, sebagaimana protokol kesehatan.
Setidaknya lebih dari 50 dokter dan perawat diistirahatkan akibat kejadian tersebut. David mengimbau warga Samarinda untuk semakin waspada. Sebab saat ini Samarinda kini memasuki masa puncak wabah Covid-19. Semakin banyak yang terpapar, maka semakin menyulitkan situasi yang memang sudah begitu genting.
“Saat ini petugas kami istirahatkan ada sekitar 50 lebih. Sambil tunggu hasil rapid test. Kalau tidak reaktif, baru bisa kerja lagi. Itupun perlu waktu seminggu. Nah, seminggu ini siapa menangani pasien? Yang juga jadi korban malah pasien non Covid-19 yang malah bisa terbengkalai,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin