Hukum & KriminalNews

Bocah SD Ditemukan Mengambang di Parit Depan Sekolah Usai Larut Terbawa Banjir

Loading

Parit
Tangis keluarga pecah saat RD dinyatakan meninggal dunia setelah ditemukan mengambang tak berdaya di parit depan sekolah. (Istimewa)

Akurasi.id, Samarinda – Momok masyarakat Samarinda tentang persoalan banjir kian menakutkan. Tidak hanya menenggelamkan badan jalan dan rumah warga, namun saat banjir melanda aktivitas pun pasti terganggu.

Kamis (21/11/19) sekitar pukul 13.30 Wita, persoalan menahun ini bahkan memakan korban jiwa. Berlokasi di Jalan KS Tubun Dalam, Kecamatan Samarinda Ulu, yang menjadi korbannya adalah seorang bocah di Sekolah Dasar (SD) 009 Samarinda. Ia diketahui berinisial RD. Tercatat sebagai murid kelas dua di sekolahnya.

Baca Juga: Samarinda Jadi “Sarang” Persembunyian Teroris, Densus 88 Amankan Tiga Terduga Teroris, Kerap Berganti Pekerjaan

Beralamat di Jalan Wolter Monginsidi, Kecamatan Samarinda Ulu, tak jauh dari tempatnya menuntut ilmu. Informasi dihimpun, setelah pelajaran usai, RD pergi ke depan sekolah. Berdiri di bibir jalan untuk menunggu jemputan. Mungkin bosan, dan seperti kebanyakan anak seusianya. RD diketahui beranjak dari tempatnya menunggu jemputan bersama dua orang temannya untuk bermain air.

Jasa SMK3 dan ISO

Saat itu, bocah malang ini berada di belakang kedua temannya itu. Sedang asyik-asyiknya bermain. Kedua teman RD dibuat heran. Karena RD tiba-tiba saja menghilang.

Menurut keterangan saksi Supriyadi (50) warga sekitar, ketika kejadian berlangsung ia melihat kerumunan orang di parit yang berada di seberang kediamannya. Penasaran, Supriyadi kemudian menghampiri kerumunan itu.

Dirinya terkejut saat itu, karena melihat tubuh seorang bocah laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah dengan posisi tertelungkup di atas genangan air di sebuah parit.

“Tempat ditemukan korban memang banjir, selutut orang dewasa dari badan jalan,” ucapnya.

Supriyadi juga mengatakan, kedalaman parit kurang lebih 50 cm dan memiliki lebar sekitar 1 meter. Keadaan korban sendiri saat ditemukan dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri.

Usai ditemukan, warga sekitar dibantu beberapa rekan relawan langsung melakukan evakuasi dan melarikannya ke RS Dirgahayu. Namun diterima kabar saat di tengah perawatan medis, nyawa bocah malang itu tidak tertolong lagi.

“Sempat lihat di beberapa tubuhnya ada luka lecet gitu,” imbuhnya.

Kondisi jalan KS Tubun Dalam sendiri memang kerap kali terjadi banjir ketika hujan dengan lebatnya, air pun menggenang hingga mencapai lutut orang dewasa. Aliran parit di sekitarnya pun menjadi deras karena debit air yang terus bertambah.

“Kalau hujan pasti banjir. Bahkan parit bisa sampai tidak kelihatan,” sambungnya.

Ketika dinyatakan sudah tidak bernyawa. Sontak tangis keluarga pecah dan memenuhi salah satu ruangan di RS Dirgahayu tempat RD dievakuasi. Pihak keluarga pun segera membawanya ke rumah duka untuk menjalani proses pemakaman.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ulu Ipda M Ridwan membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurut polisi berpangkat balok satu ini, dari informasi yang berhasil mereka himpun dari beberapa saksi. Korban saat itu memang sedang menunggu jemputan. Tapi tak lama berselang. Ia terlihat tengah asyik bermain banjir bersama dua orang rekannya.

“Saat itulah korban (RD) tiba-tiba menghilang,” ucap Ridwan.

MAHYUNADI

Ridwan menegaskan dari titik korban dilaporkan menghilang, ia tidak sama sekali terseret arus. Dan tubuhnya ditemukan persis di tempat korban menghilang.

“Ya jadi tidak terseret ke mana-mana,” tegasnya.

Namun sayang, apa yang menjadi penyebab korban meninggal belum bisa diketahui secara pasti. Karena keluarga korban tidak mau membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian.

“Keluarga tidak mau membuat laporan. Jadi kami membuatnya sendiri namanya itu jenis LP  A,” tandasnya. (*)

Penulis: Muhammad Upi
Editor: Yusuf Arafah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button