PeristiwaTrending

Kebakaran Hutan di Los Angeles: 13 Korban Tewas, Kerugian Capai Rp2.185 Triliun

Kerugian Ekonomi dan Dampak Asuransi Akibat Kebakaran Hutan Los Angeles

Loading

Los Angeles, California, Akurasi.id – Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles sejak Selasa (7/1/2025) telah menelan sedikitnya 13 korban jiwa, sementara ratusan ribu warga terpaksa mengungsi. Jumlah korban tewas diperkirakan terus bertambah, mengingat masih banyak warga yang dilaporkan hilang. Hal ini disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden pada Minggu (12/1/2025).

Kebakaran, yang disebut-sebut sebagai salah satu bencana termahal dalam sejarah Amerika Serikat, telah menghancurkan lebih dari 10.000 bangunan di wilayah tersebut. Data terbaru menyebutkan kerugian ekonomi mencapai USD150 miliar (sekitar Rp2.430 triliun), melampaui perkiraan awal sebesar USD135 miliar. Kepala Meteorologi AccuWeather, Jonathan Porter, menyebut kebakaran ini sebagai salah satu bencana paling mahal dalam sejarah AS modern.

Penyebab dan Dampak Kebakaran

Para ahli meteorologi mengidentifikasi cuaca kering dan angin kencang sebagai faktor utama penyebaran api. Beberapa wilayah yang paling terdampak adalah Palisades dan Eaton, dengan masing-masing lebih dari 5.000 bangunan hancur. Kebakaran tersebut telah melahap area seluas lebih dari 88 km².

Selain kerugian ekonomi, kebakaran ini memberikan dampak signifikan pada sektor asuransi. Analis industri memperkirakan klaim kerugian yang diasuransikan mencapai lebih dari USD8 miliar. Hal ini mendorong kenaikan premi asuransi di wilayah berisiko tinggi dan peningkatan jumlah polis dari program Fair milik pemerintah negara bagian California, yang jumlahnya melonjak dari 200.000 pada 2020 menjadi lebih dari 450.000 pada 2024.

Jasa SMK3 dan ISO

Masalah Infrastruktur dan Respons Pemadam Kebakaran

Upaya pemadaman terkendala oleh infrastruktur air yang tidak memadai. Sekitar 20% hidran yang digunakan untuk memadamkan api di Palisades dilaporkan kering. Beberapa tangki penyimpanan air yang biasanya mampu menampung hingga satu juta galon air habis digunakan, sementara angin kencang menghambat penggunaan helikopter dan pesawat pemadam.

Janisse Quiñones, seorang pejabat terkait, menyebut situasi ini sebagai tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Kami memadamkan kebakaran hutan dengan sistem air perkotaan, yang jelas tidak memadai untuk kejadian sebesar ini,” ujarnya.

Gubernur California Gavin Newsom telah meminta investigasi independen untuk menyelidiki masalah pasokan air selama kebakaran. Ia menyoroti laporan tentang tekanan air yang rendah dan tidak tersedianya air dari Waduk Santa Ynez.

Dukungan untuk Warga Terdampak

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Los Angeles melaporkan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa dalam kebakaran ini. Namun, empat WNI terdampak telah menerima bantuan dari KJRI. Selain itu, beberapa diaspora Indonesia yang berstatus warga negara asing (WNA) dilaporkan kehilangan tempat tinggal.

Konjen RI Los Angeles telah mengunjungi lokasi penampungan di Pasadena untuk memberikan bantuan. KJRI juga menyiagakan logistik dan penampungan darurat bagi WNI terdampak.

Janji Penyelidikan dan Evaluasi

Wali Kota Los Angeles Karen Bass berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah bencana serupa di masa depan. “Kami akan memastikan semua pihak yang bertanggung jawab, baik individu maupun departemen, akan dievaluasi dan diperbaiki,” tegasnya.

Kebakaran ini menjadi pengingat akan pentingnya manajemen risiko, perencanaan infrastruktur, dan pengelolaan vegetasi di wilayah rawan bencana.(*)

Penulis: Nicky
Editor: Willy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button