Wali Kota Ingatkan Bahaya Sampah Plastik


Akurasi.id, Bontang – Pada November 2018, tiga ekor penyu ditemukan mati di Pulau Pari, Kepulauan Seribu. Di bulan yang sama, seekor paus jenis perm wale terpapar di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Selanjutnya, Desember 2018, seekor penyu terlihat mati di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.
Diduga hewan-hewan tersebut mati karena memakan sampah plastik. Dampak sampah plastik juga dirasakan di Bontang. Beberapa bulan ini, Bontang kerap dilanda banjir.
Banyak sampah yang berserakan–baik di daratan maupun terjebak di sungai-sungai–terutama sampah plastik. Jika sampah-sampah ini tidak ditangani secara cerdas, maka sampah plastik akan mengancam masa depan Bontang.
Senin (22/7/19), Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni membuka acara Sosialisasi Bebas Plastik Kelurahan Api-Api. Kegiatan ini bertujuan membiasakan warga di Bontang Utara khususnya warga Api-Api mengurangi hingga tak lagi memakai plastik sekali pakai.
“Yang terjadi saat ini kan semua jenis sampah, termasuk plastik itu masuk ke lautan. Ini berbahaya bagi ekosistem,” ujarnya.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, beberapa ikan telah terpapar mikroplastik. Parahnya, komoditi tersebut merupakan salah satu jenis ikan populer yang paling sering dikonsumsi.
“Ibu-ibu bayangkan, yang tadinya ikan sehat untuk dimakan, kini malah berbahaya karena ada yang terpapar mikroplastik. Malah beracun. Untuk itu melalui sosialisasi ini, mudah-mudahan bisa membuka wawasan kita semua dan Bunda berharap gerakan ini bisa ditiru masyarakat Bontang di kelurahan lainnya,” pesannya.
Lurah Api-Api, Andiga Mufti Kuswardani, mengatakan, hal penting yang dapat dilakukan agar Bontang berhasil pengurangi sampah plastik adalah kesadaran diri menjaga lingkungan. Menurutnya, meski pemerintah telah membuat aturan yang melarang penggunaan kantung plastik, namun masyarakat masih memilihara kebiasaan lama. Karenanya, pengurangan sampah plastik tidak akan sukses.
“Kita jangan lagi sedikit-sedikit pakai plastik. Sedikit-sedikit buang sampah sembarangan karena berpikirnya ada pemerintah. Jangan lagi seperti itu. Sampah adalah tanggung jawab kita semua. Oleh karenanya, kita harus bijak dalam penggunaan plastik ini,” katanya.
Camat Bontang Utara, Sudi Prianto, mengatakan, sampah plastik sudah sangat mengkhawatirkan, merusak keberlangsungan alam, dan merusak bumi serta sumber-sumber kehidupan di darat dan di laut.
“Saat kerja bakti beberapa waktu lalu, kita sama-sama melihat begitu banyaknya sampah plastik yang tersangkut di jembatan. Sampah-sampah tersebut pasti mengalir ke laut,” sebutnya.
Intinya selain kurangi pemakaian sampah plastik, janganlah masyarakat membuang sampah ke sungai. Apalagi sampahnya hanyut ke pantai. Ini dapat mengganggu hewan laut terlebih pariwisata,” lanjut Prianto.
Berbagai cara dilakukan Pemkot Bontang untuk mengurangi sampah plastik. Mulai dari mengeluarkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 30 tahun 2018 tentang Pengurangan Penggunaan Produk Plastik Sekali Pakai hingga membagikan tas ramah lingkungan.
“Kita semua harus alergi jika melihat sampah tidak pada tempatnya,” tukas Neni. (*)
Penulis: hms9
Editor: Ufqil Mubin