Walau Buka Setengah Hari, Pedagang Pasar Tamrin Tetap Merugi


Pedagang Pasar Tamrin tetap merugi meski buka setengah hari.
Akurasi.id, Bontang – Penerapan Bontang Silent yang sudah berjalan sejak akhir pekan lalu yakni 6 Februari sampai 7 Februari 2021 dan dilanjutkan akhir pekan ini, rupanya membuat pedagang Pasar Tamrin tetap merugi.
Untuk akhir pekan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang mengizinkan pasar buka mulai pukul 05.00 Wita hingga 12.00 Wita.
Siti, salah satu pedagang sayur di pasar Tamrin mengeluh lantaran omzet yang ia dapatkan menurun saat dilakukan penerapan Bontang Silent atau PPKM akhir pekan tersebut.
“Sangat terasa kerugiannya, apalagi untuk kami yang jualan sayur, cabai, bawang, dan sebagainya. Karena jika ditutup, tidak ada pembeli, membuat jualan kami banyak yang busuk,” Keluh Siti saat ditemui media ini sambil bersiap menutup lapaknya.
Lanjut dia, untuk sekarang masih lebih baik jika dibandingkan pekan lalu, setidaknya ada dagangan yang terjual, sehingga tidak banyak barang yang rusak.
“Alhamdulillah untuk hari ini masih ada yang beli. Setidaknya masih ada penghasilan dari pada pekan lalu, walau tetap rugi,” ucapnya.
Di sisi lain, Azila yang juga merupakan pedagang sayur mengeluh banyak dagangan yang rusak jika hanya dibuka setengah hari.
“Ini masih mending sih, pekan lalu lebih banyak lagi. Untuk lombok keriting ini saja hampir 1 karung yang rusak karena tidak jualan 2 hari,” keluh Azila sambil menunjukkan dagangan yang rusak.
Di sebelah lapaknya, Nurahma yang merupakan pedagang tahu dan tempe juga merasakan hal yang sama. Untuk dagangannya yang mayoritas dibeli oleh warung makan banyak yang tutup di Sabtu dan Minggu selama penerapan Bontang Silent ini.
“Untuk pembeli lumayan walaupun setengah hari, karena banyak warung makan yang tutup. Rata-rata yang beli selain dari ibu rumah tangga, banyak juga yang punya warung makan beli untuk kebutuhan pokok,” ucap Nurahma.
Dia berharap untuk pasar tetap dibuka layaknya hari lain. Melihat kondisi saat ini, selama dibolehkan buka setengah hari pengunjung pasar meningkat di pagi hari. Hal ini membuat kerumunan.
“Harapan kami sih dari penjual, kalau bisa buka setiap hari saja, kalau begini kan malah orang banyak ke pasar, desak-desakan malah timbul keramaian. Tetapi kalau di hari lain yah biasa-biasa saja,” ujarnya.
Selain dari penjual, media ini juga menemui pembeli di pasar Tamrin tersebut. Salah satunya Jamila, warga Tanjung Laut Indah tersebut mengaku biasa berbelanja kebutuhan pokok di sore hari. Tetapi pasar hanya buka setengah hari, mengharuskan ke pasar di waktu pagi.
“Karena buka cuma setengah hari, jadi pagi saya ke pasar,” jelasnya.
Berbeda dengan Jamila, Hirma yang juga merupakan warga Tanjung Laut Indah tidak masalah jika pasar di tutup. Lantaran dia sendiri jarang untuk ke pasar.
“Saya pribadi tidak masalah. Karena saya sendiri jarang ke pasar. Seperti sekarang ini karena lagi cari kebutuhan di pasar,” tutupnya. (*)
Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid