Kesehatan

Wajib Tahu, Inilah 5 Kelemahan Virus Corona untuk Cegah Penularan

Loading

virus corona
ilustrasi. (istimewa)

Akurasi.id, Bontang – Update terbaru Covid-19 di Indonesia 14 April 2020, pukul 16.10 WIB, jumlah pasien positif virus corona terdapat 4,839 jiwa, status sembuh 426 orang, dan meninggal sebanyak 459 jiwa. Angka infeksi Covid-19 yang semakin tinggi membuat banyak orang semakin khawatir akan keselamatan diri sendiri dan keluarga.

baca juga: Jangan Khawatir, Ini Tips untuk Ibu Hamil saat Pandemi Covid-19

Disadur dari sehatq.com, virus corona juga memiliki kelemahan. Sejauh ini, para ilmuwan, peneliti, dan petugas kesehatan, telah menyusun cara mencegah penularan Covid-19 melalui kelemahan tersebut. Berikut 5 kelemahan virus Corona yang wajib diketahui.

  1. Mudah hilang dengan pelarut lemak
virus corona
ilustrasi. (istimewa)

Pelarut lemak adalah sabun yang sehari-hari kita gunakan. Virus corona, bisa hancur dan mati jika terkena sabun. Itulah sebabnya, kita dianjurkan untuk rajin mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun untuk mencegah infeksi Covid-19.

Jasa SMK3 dan ISO

Sabun efektif membunuh virus corona karena susunan virus itu sendiri. Virus corona tersusun atas tiga bagian. Pertama, DNA atau RNA yang menjadi inti dari virus. Kedua, protein yang merupakan bahan baku virus untuk memperbanyak diri. Terakhir, lapisan lemak sebagai pelindung luarnya.

Ketiga bagian tersebut sebenarnya tidak terikat dengan kuat satu sama lain. Sehingga, saat lapisan lemak tersebut hancur karena sabun, maka virus juga mati. Jadi, imbauan untuk mencuci tangan adalah langkah yang valid dan sangat efektif untuk mencegah penularan Covid-19.

2. Bisa dikalahkan antibodi

virus corona
ilustrasi. (istimewa)

Infeksi Covis-19 bisa terjadi dalam beberapa tingkat keparahan, mulai dari yang ringan hingga parah. Pada pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan, infeksi ini bisa sembuh dengan sendirinya selama daya tahan tubuhnya baik.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia menyatakan bahwa salah satu kelemahan virus corona yaitu dalam menghadapi antibodi yang sehat. Penelitian ini melihat secara teratur kadar antibodi yang dihasilkan oleh seorang pasien Covid-19 berusia 47 tahun dengan gejala ringan hingga sedang.

Pasien tersebut tidak memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi atau diabetes. Kondisi tubuhnya secara keseluruhan sehat dan hanya terdapat satu infeksi yang sedang terjadi, yaitu Covid-19.

Pada hari ke 7-9 sejak gejala Covid-19 pertama kali muncul pada pasien tersebut, sejumlah antibodi mulai terbentuk di tubuh. Ini tandanya, tubuh tengah mengeluarkan berbagai senjatanya untuk berusaha melawan virus corona. Beberapa hari setelah antibodi terbentuk, tubuh pasien tersebut mulai membaik.

Memang masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar lagi untuk melihat pola “peperangan” antara virus corona dan antibodi. Namun, penelitian di atas bisa dijadikan sebagai pengingat pentingnya menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani gaya hidup yang sehat.

3. Bisa dibunuh dengan disinfektan

virus corona
ilustrasi. (istimewa)

Virus corona ada banyak jenisnya. Ada virus corona yang menyebabkan SARSMERS, dan saat ini jenis yang baru ditemukan, mengakibatkan Covid-19. Masing-masingnya memang memiliki perbedaan dan masih butuh lebih banyak penelitian. Namun sejauh ini, diketahui bahwa secara umum karakter keluarga coronavirus cukup mirip, yaitu dianggap lemah jika harus berhadapan dengan bahan disinfektan.

Berdasarkan hasil penelitian, virus corona penyebab SARS dan MERS bisa bertahan di permukaan benda seperti metal, kaca, atau plastik hingga beberapa hari. Meski sejauh ini belum ada penelitian mengenai ketahanan virus penyebab Covid-19 di permukaan, tapi diduga hasilnya tidak jauh berbeda dari sepupu sesama coronavirus lainnya.

Kabar baiknya, virus tersebut dianggap bisa nonaktif dengan bahan disinfektan seperti alkohol dengan kadar 60-70 persen, hidrogen peroksida 0,5 persen, atau sodium hipoklorit 0,1 persen dalam waktu 1 menit. Jadi rajin-rajinlah membersihkan permukaan benda yang sering disentuh seperti telepon genggam, gagang pintu, dan meja kerja menggunkaan bahan disinfektan.

 4. Melemah di suhu panas

virus corona
ilustrasi. (istimewa)

Sejauh ini belum ada penelitian yang menyebut bahwa virus penyebab Covid-19 lemah terhadap panas. Namun, coronavirus penyebab penyakit SARS, terbukti bisa melemah pada suhu panas. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO), virus penyebab SARS bisa terbunuh pada suhu 56°Celcius.

  1. Tidak bisa bertahan lama dipermukaan
virus corona
ilustrasi. (istimewa)

Virus corona memang bisa bertahan beberapa hari di permukaan. Namun, seiring berjalannya waktu, virus ini tidak lagi cukup kuat untuk bisa menimbulkan infeksi. Sehingga baik WHO maupun Kementerian Kesehatan RI tidak melarang pengiriman paket antar negara karena risiko penularan melalui media pengiriman paket tersebut sangatlah rendah. (*)

Editor: Suci Surya Dewi

Artikel Terkait

Back to top button