Sidak Kawasan Pergudangan Jadi Langganan Banjir, DPRD Samarinda Pertanyakan Izin Sejumlah Perusahaan


Sidak kawasan pergudangan jadi langganan banjir, DPRD Samarinda pertanyakan izin sejumlah perusahaan. Hal itu lantaran, diduga sejak adanya pembangunan pergudangan, kawasan di wilayah itu menjadi sasaran banjir.
Akurasi.id, Samarinda – Komisi III DPRD Kota Samarinda diketahui melakukan inspeksi mendadak (sidak) di kawasan Pergudangan yang berada di Kelurahan Bukit Pinang pada Jumat (15/1/2021) lalu. Sidak itu menyikapi keluhan masyarakat perihal banjir yang kerap menghadang warga yang tinggal di Jalan P Suryanata, Kecamatan Samarinda Ulu tersebut.
Sidak tersebut juga sekaligus menindaklanjuti dilakukan laporan dari warga setempat, bahwa salah satu biang kerok dari banjir di wilayah itu, karena diduga adanya pergudangan. Karena baru kali ini kawasan Bukit Pinang dilanda banjir yang cukup parah.
Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Angkasa Jaya Djoerani mengatakan, kegiatan sidak di lokasi tersebut guna melihat lokasi pergudangan yang dikeluhkan warga. Dari sidak itu, nanti pihaknya akan memanggil instansi terkait, salah satunya untuk mempertanyakan izin prinsip dari pergudangan tersebut.
“Kami akan memanggil kembali instansi terkait, karena kami akan menanyakan izin prinsip. Saya coba perjelas, ternyata ada yang belum diizinkan (beroperasi) kemudian sudah ada yang mendapat IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dan segala macamnya,” jelas dia saat dihubungi Sabtu (16/1/2021).
Dilanjutkannya bahwa melihat hal tersebut, haruslah komprehensif terlebih dahulu, setelah itu katanya baru bisa melahirkan suatu rekomendasi. Nantinya ketika sudah ditindaklanjuti dan kalau tidak ada salah satu izin prinsip yang dipunyai, maka pihaknya meminta seluruh kegiatan di sana diberhentikan.
“Kami tunggu izin prinsip ada atau tidak, ketika izin prinsip itu ada, silakan lanjutkan kegiatan. Namun ketika izin prinsip itu tidak ada, kami minta kawasan tersebut harus dihentikan kegiatannya dan di pasang police line,” tegasnya.
Sementara itu, Syahrir selaku sekretaris RT 13 di wilayah itu, mengungkapkan betapa parahnya banjir yang melanda kawasannya pada beberapa hari lalu. Menurutnya kedalaman di sana mencapai sedada orang dewasa, sehingga untuk melewati kawasan di sana tidak akan bisa.
“Rumah-rumah di sini rata-rata direndam air, dan kami tidak berani lewat, mungkin kedalaman sampai sedada kami,” ujarnya.
Dirinya yang tinggal di kawasan tersebut sejak 2001, mengaku bahwa banjir sedemikian parahnya baru pertama kali dihadapi. “Rasanya ini adalah banjir pertama dan terparah dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin