Birokrasi

Setahun Dikembangkan, Budidaya Hortikultura Dongkrak Pendapatan Petani Kutim

Loading

Petani hortikultura
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kelurahan Teluk Lingga Daniel. (Ella Ramlah/Akurasi.id)

Akurasi.id, Sangatta – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur (Kutim), selama 2 tahun terakhir, telah mengembangkan budidaya sektor pertanian hortikultura berupa tanaman bawang, semangka, tomat, cabai hingga jagung di wilayah Kelurahan Teluk Lingga. Selama 2019 lalu, budidaya ini disentuh pihak kelurahan dengan memberikan pendampingan, kini telah membuahkan hasil signifikan.

Baca juga: Wisuda Ratusan Mahasiswa, STAIS Kutim Siapkan Generasi Profesional Islam

Buktinya hasil produksi sebagian perkebunan itu mampu mencukupi kebutuhan daerah, bahkan hingga dipasok ke daerah lain. Dampak positifnya mampu mengangkat ekonomi petani Kutim khususnya yang ada di kawasan Kelurahan Teluk Lingga.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kelurahan Teluk Lingga, Kecamatan Sangatta Utara, Daniel mengatakan, Pemkab Kutim melalui kelurahan selalu siap membantu para petani dalam mengembangkan budidaya tanaman hortikultura di Kutim, khususnya di wilayah Teluk Lingga seperti di Simono.

Jasa SMK3 dan ISO

Karena sektor tanaman ini dinilai memiliki potensi bagi daerah. Sehingga jika para petani mengalami kendala dalam bercocok tanam, pihaknya siap untuk membantu mengatasinya. Dengan catatan para petani harus konsisten menjalani profesinya dan jenis tanaman yang mereka budidayakan.

“Saya sudah berbicara dengan sejumlah kelompok tani bahwa kita siap melakukan pendampingan untuk petani, asal konsisten bertaninya, jangan hanya sekadar mengikuti tren,” kata Daniel ditemui, Selasa (10/3/20).

Daniel menerangkan, pemerintah sangat serius memperhatikan perkembangan tanaman hortikultura ini. Bahkan dirinya mengaku beberapa kali secara langsung turun ke lapangan untuk melihat kendala apa saja yang dihadapi para petani dalam membudidayakan tanaman tersebut.

“Hal itu kita lakukan supaya memberikan semangat kepada petani, sekaligus melihat keseriusan mereka mengembangkan hortikultura di Kutim,” paparnya.

Daniel mengatakan, dengan budidaya pertanian hortikultura tersebut bisa lebih menguntungkan petani, karena selain masa tanam yang relatif singkat, yakni sekitar 50-60 hari sudah panen. Di samping itu pangsa pasarnya sudah jelas, lantaran penampung yang siap membelinya juga banyak.

“Komoditas hortikultura ditanam petani secara berkelompok. Hasil produksi tanaman hortikultura ini pun sangat bagus karena mampu menunjang kebutuhan masyarakat di Sangatta. Sehingga kita tak lagi harus memasok semua kebutuhan dari luar, bahkan hasil produksi ini juga mampu mengangkat ekonomi masyarakat petani,” katanya.

Disinggung terkait pemasaran hasil produksi para petani yang melimpah tersebut. Daniel menjelaskan, sejauh ini untuk pemasaran hasil produksi pertanian hortikultura ini tidak ada masalah. Karena selain ditampung langsung di pasar, juga dipasok ke daerah lain.

“Untuk pemasaran tidak ada kendala. Karena sejauh ini sudah ada penampung yang membelinya baik yang berasal dari Sangatta maupun dari luar daerah,” tutupnya. (*)

Penulis: Ella Ramlah
Editor: Dirhanuddin


Artikel Terkait

Back to top button