
Akurasi.id – Tradisi Pacu Jalur, perlombaan perahu dayung khas Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau, kini semakin mendunia. Tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi lokal, melainkan juga festival budaya yang mendunia berkat eksposur di media sosial.
Popularitas Pacu Jalur melonjak seiring tren “aura farming” di TikTok yang menyoroti aksi para bocah penari togak luan penari yang berdiri di ujung perahu dan menari selaras dengan irama dayung. Penampilan mereka yang menawan bahkan menarik perhatian tokoh-tokoh dunia seperti pemain sepak bola Neymar, disjoki Steve Aoki, hingga pembalap Formula 1 Alex Albon.
“Sekilas, gerakan togak luan terlihat sederhana. Namun, tarian itu sesungguhnya adalah puncak ekspresi harmoni, keseimbangan, keberanian, dan keindahan,” ujar Epi Martison, dosen praktisi pengembangan seni di Universitas Riau.
Dalam beberapa pekan terakhir, tren ini membuat nama Kuansing dan Pacu Jalur mencuat ke dunia internasional. Hal ini juga berdampak langsung pada lonjakan minat wisatawan mancanegara untuk datang ke Teluk Kuantan, tempat utama digelarnya festival Pacu Jalur di Tepian Narosa.
Pemerintah Kabupaten Kuansing menyebut bahwa beberapa tamu internasional, termasuk duta besar dari negara tetangga, kemungkinan akan menghadiri acara tersebut. Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari pihak Kementerian Luar Negeri, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kuansing masih menunggu kepastian lebih lanjut. Sejumlah tokoh internasional seperti penyanyi asal Amerika Serikat Melly Mike dan YouTuber dari Kanada juga sudah dipastikan hadir.
Di balik ketenarannya, Pacu Jalur memiliki makna budaya yang dalam. Sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) nasional, tradisi ini menjadi sarana edukasi sejarah, penguat nilai gotong royong, serta wahana kebangkitan ekonomi kreatif lokal. Tradisi ini juga memelihara keterampilan tradisional dalam pembuatan perahu kayu (jalur) serta menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda.
“Pelestarian Pacu Jalur harus menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah, masyarakat, maupun generasi muda,” kata Kepala Dinas Budpar Kuansing, Drs Azhar MM.
Festival Pacu Jalur tahun ini bukan hanya akan menjadi pesta budaya, tetapi juga momentum diplomasi budaya Indonesia. Dengan eksposur global dan pengemasan yang tepat, bukan tidak mungkin Pacu Jalur sejajar dengan festival-festival air kelas dunia seperti Dragon Boat Festival di Tiongkok.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy