Birokrasi

Menjawab Program Transformasi Berbasis Inklusi Sosial Perpustakaan Nasional RI, Ini Upaya DPK Bontang

Loading

Menjawab Program Transformasi Berbasis Inklusi Sosial Perpustakaan Nasional RI, Ini Upaya DPK Bontang
Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti. (Rezki Jaya/Akurasi.id)

Menjawab program transformasi berbasis inklusi sosial Perpustakaan Nasional RI, ini upaya DPK Bontang.

Akurasi.id, Bontang – Perpustakaan Nasional RI melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial berupaya melakukan penguatan peran perpustakaan umum, kualitas sumber daya manusia ditingkatkan sehingga kemampuan literasi meningkat dan berujung pada peningkatan kreativitas masyarakat dan kesenjangan akses informasi.

Selain menyediakan sumber-sumber bacaan untuk menggali informasi dan pengetahuan, perpustakaan wajib memfasilitasi masyarakat dengan pelatihan dan keterampilan yang bertujuan pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat. Itu merupakan salah satu program perpustakaan RI.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang Retno Febriaryanti menyatakan pihaknya gencar menerapkan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Yakni dengan mengakses buku yang ada pada perpustakaan-perpustakaan kelurahan serta akses internet yang semakin mudah dijangkau membuat perpustakaan masih dan akan terus membawa manfaat bagi masyarakat.

Jasa SMK3 dan ISO

“Tentu dengan memperbanyak membaca dan akses buku yang banyak, masyarakat Bontang akan semakin cerdas, kemudian nantinya akan berkaitan tentang peningkatan perekonomian masyarakat itu sendiri,” ucap Retno saat ditemu media ini, Jumat (30/4/2021).

Menurut Retno, jika masyarakat cerdas akan mempermudah dalam urusan ekonomi, seperti meningkatkan kreativitas, sehingga akan mudah membuat produk-produk yang akan dijual. Ini juga salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian.

“Orang yang cerdas adalah yang suka membaca, dengan cerdas dia akan mempunyai ide-ide untuk bisa memberdayakan dirinya, nah perpustakaan itu juga bukan hanya menjadi tempat membaca saja, tetapi rujukan untuk meningkatkan perekonomian,” bebernya.

Dengan begitu lanjut Retno, masyarakat dapat membuka peluang-peluang usaha dan membuka lowongan kerja baru untuk daerah sekitar, sehingga dengan demikian, kurangnya angka pengangguran di Kota Bontang salah satu bukti kota sejahtera.

“Maka salah satu program perpustakaan nasional RI itu transformasi perpustakaan untuk meningkatkan kesejahteraan, oleh karena itu salam literasi, literasi untuk kesejahteraan. Jadi tidak hanya untuk membaca, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidup, karena dengan membaca orang menjadi pintar lalu bisa meningkatkan apa yang bisa menjadi pasion mereka untuk dikembangkan menjadi pengusaha,” pungkasnya. (*)

Penulis: Rezki Jaya 

Editor: Rachman Wahid

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button