News

Mencekam, Rebutan Lahan di Palaran, Enam Warga Terluka, Satu Meninggal Diberondong Senjata Api

Loading

Mencekam, Rebutan Lahan di Palaran, Enam Warga Teluka, Satu Meninggal Diberondong Senjata Api
Aparat kepolisian menjaga ketat lokasi penyerangan warga di Kecamatan Palaran. (Muhammad Budi Kurniawan/Akurasi.id)

Mencekam, Rebutan Lahan di Palaran, Enam Warga Terluka, Satu Meninggal Diberondong Senjata Api. Kasus perebutan lahan yang berakhir dengan peristiwa berdarah ini sendiri diketahui sudah berlangsung selama 5 tahun terakhir.

Akurasi.id, Samarinda – Warga Kecamatan Palaran, Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami penyerangan. Peristiwa tersebut diduga dipicu perebutan lahan. Akibatnya, enam warga terluka dan satu warga meninggal setelah sebuah senjata laras panjang yang di berondong ke arah warga pada Sabtu (10/4/2021) pukul 10.00 Wita pagi tadi.

“Ada 6 warga yang terluka akibat terkena senjata tajam jenis penabur, satu warga terkena senjata tajam tersungkur, dan diduga lehernya digorok dengan senjata tajam,” jelas Kapolsek Palaran AKP Roganda saat dihubungi, Sabtu (10/4/2021).

Menurut Roganda, peristiwa tersebut terjadi lantaran rebutan lahan antara warga sekitar dan kelompok Empang Jaya. Hingga saat ini anggota kepolisian masih menjaga lokasi, dan aparat masih mencari keberadaan pelaku.

Jasa SMK3 dan ISO

“Dari keterangan saksi, saat penyerangan ada sekitar 20 orang lebih yang mendatangi mereka, dan melakukan penyerangan,” ungkapnya. “Korban luka-luka sudah kami larikan ke rumah sakit, sedangkan korban meninggal telah kami evakuasi tadi sekitar pukul 16.00 Wita,” tambahnya.

Selain itu, Ketua Forum Handil Bakti Bersatu, Hairini Efendi mengatakan, persoalan lahan tersebut telah berlangsung selama 5 tahun. Warga yang memiliki lahan pun telah beberapa kali mengusir kelompok yang mengklaim lahan tersebut.

“Ini lahan warga dan warga juga memiliki surat-suratnya, tapi kelompok tersebut masih mengklaim lahan itu, janjinya setelah panen akan meninggalkan lahan itu, tapi nyatanya masih menguasai lahan itu,” kata Hairini.

Hingga akhirnya peristiwa itu pecah, saat ratusan warga menjaga lahan miliknya, dan di datangi puluhan orang. Akibat penyerangan itu, peristiwa berdarah yang melihat kedua kelompok warga itu pun terjadi.

“Awalnya kami datang sekitar jam 9 pagi, dan satu jam kemudian sebagian warga meninggalkan lahan jadi cuman sisa dua puluhan warga yang bertahan. Datanglah kelompok ini, sisa warga yang bertahan oleh kelompok itu disuruh bertahan, dan tanpa diduga salah seorang mengeluarkan senjata api lalu membrondong warga dengan senjata api,” bebernya.

Hairini meminta polisi dapat mengusut tuntas masalah ini, dan segera menangkap pelaku penembakan tersebut. Sementara dari pihak kepolisian hingga dengan berita ini diturunkan masih bersiaga dengan senjata lengkap di sekitar lokasi kejadian. (*)

Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button