HeadlineTrending

Korban Meninggal Terus Bertambah, Kini Tragedi Kanjuruhan Telan 174 Orang

Loading

Korban dalam tragedi Kanjuruhan terus bertambah. Berdasarkan data terbaru yang diumumkan Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak, kini korban mencapai 174 orang.

Akurasi.id, Malang – Korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022) terus bertambah. Menurut data (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jawa Timur, kini korban meninggal akibat tragedi itu berjumlah 174 orang.

Sementara, total ada 11 korban luka berat. Dan 298 orang lainnya mengalami luka ringan. Usai kejadian itu, sejumlah korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sebelumnya, korban meninggal dunia dalam tragedi ini dikabarkab berjumlah 127 orang.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak, Minggu (2/10/2022) sebagaimana melansir CNN Indonesia. “Data BPPD Jatim pada pukul 10.30 tadi memang demikian, 174 korban meninggal,” tuturnya.

Jasa SMK3 dan ISO

Adapun rumah sakit yang menjadi rujukan adalah RSUD Kanjuruhan, RS Wava Husada, Klinik Teja Husada, RSUD Saiful Anwar, RSI Gondanglegi, RSU Wajak Husada, RSB Hasta husada, dan RSUD Mitra Delima.

“RS Saiful Anwar tadi sudah membantu identifikasi. Ada lebih dari 10 korban jiwa yang belum bisa teridentifikasi. Kalau ada keluarga yang mau lapor itu poskonya [crisis center] ada di depan Balai Kota Malang. Kontaknya 112, di BPPD Kota Malang,” sambung Emil.

Penyebab Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan

Sebagai informasi, kericuhan Stadion Kanjuruhan bermula usai pertandingan antara Arema FC kalah 2-3 melawan Persebaya. Penonton yang kecewa lantaran tim kesayangan kalah di kandang sendiri, akhirnya terbakar emosi. Menerobos turun untuk menemui para pemain Arema FC dan oficial menuntut pertanggungjawaban.

“Terkait dengan proses pertandingan tidak ada permasalahan, semuanya selesai. Permasalahan terjadi pada saat setelah selesai, terjadi kekecewaan dari para penonton yang melihat tim kesayangannya tidak pernah kalah selama 23 tahun bertanding di kandang sendiri,” kata Nico dalam konferensi pers di Polres Malang, sebagaimana melansir detikJatim, Minggu (2/10/2022).

Kata Nico, turunnya para supporter ke lapangan menyebabkan kericuhan. Bahkan, penonton yang anarkis tersebut sampai menyerang petugas kepolisian hingga merusak sejumlah fasilitas stadion. Hal tersebut membuat petugas akhirnya menembakkan gas air mata kepada supporter tersebut.

Namun nahas, akibat tembakan gas air mata itu, para penonton pergi keluar di satu titik yang diperkirakan sebagai pintu 10. Kemudian, terjadilah penumpukan massa dan korban mulai berjatuhan.

“Di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas akibat kurang oksigen. Kemudian, tim medis dan tim gabungan melakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Setelah itu, di evakuasi ke beberapa rumah sakit,” terang Nico.

Sementara, Kadinkes Kabupaten Malang Wiyanto Widodo menyebut, penyebab korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang meninggal dunia adalah karena mayoritas mengalami sesak nafas dan terinjak-injak karena panik.

Senada, Menko Polhukam Mahfud Md menegaskan, penyebab tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bukan bentrok antarsuporter. Melainkan korban meninggal dunia karena desak-desakan dan terinjak.

“Perlu saya tegaskan bahwa tragedi Kanjuruhan itu bukan bentrok antarsuporter Persebaya dengan Arema. Sebab, pada pertandingan itu suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton,” kata Mahfud dalam akun Instagram-nya masih melansir detik.com. (*)

Penulis/Editor: Devi Nila Sari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button