TechnoTrending

Keberhasilan Bersejarah Peluncuran Starliner Berawak Boeing Menuju ISS

Misi Uji Terbang Berawak Ini, Merupakan Puncak dari Upaya Boeing untuk Mengembangkan Pesawat Luar Angkasa yang Menyaingi Kapsul Crew Dragon Milik SpaceX.

Loading

Akurasi.id – Pada hari Rabu, 5 Juni 2024, sejarah baru tercipta di dunia penerbangan luar angkasa ketika pesawat antariksa Starliner milik Boeing berhasil meluncurkan misi berawak pertamanya. Dua astronaut NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams, berada di dalam kapsul Starliner yang diluncurkan menggunakan roket United Launch Alliance Atlas V dari Kompleks Peluncuran Luar Angkasa 41 di Cape Canaveral.

Peluncuran yang dilakukan pada pukul 10:52 ET ini menandai keberhasilan setelah dua upaya sebelumnya gagal. Starliner mencapai orbit sekitar 14 menit setelah lepas landas dan dijadwalkan akan merapat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Kamis pagi. Keberhasilan ini merupakan tonggak sejarah dalam program awak komersial NASA, yang bertujuan untuk mengembangkan opsi transportasi luar angkasa yang andal melalui kemitraan dengan industri swasta.

Sejarah Baru Dalam Satu Dekade

Misi ini, yang dikenal sebagai Uji Terbang Berawak, merupakan puncak dari upaya Boeing untuk mengembangkan pesawat luar angkasa yang menyaingi kapsul Crew Dragon milik SpaceX. Penerbangan ini menjadi yang keenam kalinya dalam sejarah Amerika Serikat, di mana sebuah pesawat luar angkasa berawak berhasil diluncurkan ke orbit. Administrator NASA, Bill Nelson, menyatakan bahwa pencapaian ini merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah NASA.

“Ini adalah tonggak sejarah lain dalam sejarah luar biasa NASA,” kata Nelson. “Saya ingin memberikan ucapan selamat pribadi saya kepada seluruh tim yang telah melalui banyak ujian dan kesengsaraan. Namun mereka memiliki ketekunan dan itulah yang kami lakukan di NASA. Kami tidak meluncurkan sampai semuanya benar.”

Jasa SMK3 dan ISO

Perjalanan Menuju ISS

Astronaut Wilmore dan Williams akan menghabiskan lebih dari 24 jam dalam perjalanan ke ISS. Setelah merapat, mereka akan bergabung dengan tujuh astronaut dan kosmonot lainnya yang sudah berada di laboratorium orbit tersebut. Di dalam Starliner terdapat pompa penting yang dibutuhkan untuk memperbaiki unit pengolah urin di ISS yang rusak pada 29 Mei. Pengolah urin ini memainkan peran penting dalam sistem pemulihan air di stasiun luar angkasa, yang mengubah urin menjadi air minum.

Uji Kemampuan Starliner

Selama berada di ISS, Wilmore dan Williams akan menguji berbagai aspek kemampuan Starliner, termasuk kinerja pendorong pesawat luar angkasa, fungsi pakaian luar angkasa di dalam kapsul, dan pengendalian manual jika kru perlu mengesampingkan autopilot. Mereka juga akan menguji kemampuan “safe haven” Starliner, yang dirancang untuk menawarkan kru stasiun luar angkasa tempat berlindung jika ada masalah.

Setelah misi selesai, para astronaut akan kembali menggunakan kapsul Starliner yang sama dan mendarat dengan parasut di beberapa lokasi yang ditentukan di seluruh wilayah barat daya Amerika Serikat. Tanggal pendaratan paling awal adalah 14 Juni, namun NASA menekankan bahwa mereka akan memastikan semua kondisi tepat sebelum membawa Starliner pulang.

Kemitraan NASA dan Boeing

Misi ini merupakan bukti nyata dari kemitraan antara NASA dan Boeing dalam Program Kru Komersial, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Amerika Serikat pada pesawat luar angkasa negara lain dan meningkatkan kapasitas transportasi luar angkasa yang aman dan andal. Setelah Starliner disertifikasi, Amerika Serikat akan memiliki dua cara untuk mencapai ISS, yang merupakan tujuan utama dari Program Kru Komersial.

Nelson menyimpulkan, “Saat kami memperluas armada pesawat luar angkasa kami, yang kami lakukan adalah memperluas jangkauan kami ke bintang-bintang.”(*)

Penulis: Ani
Editor: Ani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button