
Akurasi.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) melalui anak perusahaannya, KAI Wisata, resmi meluncurkan layanan unggulan Kereta Uap Wisata KA Baru Klinthing. Mengusung konsep perjalanan lintas waktu, KA Baru Klinthing melayani rute Ambarawa–Tuntang (pulang-pergi) dengan durasi perjalanan sekitar 90 menit.
Keberangkatan dimulai dari Stasiun Ambarawa, yang juga merupakan pusat dari Museum Kereta Api Indonesia—salah satu situs bersejarah nasional. Layanan ini dihadirkan sebagai bagian dari strategi KAI dalam melestarikan warisan perkeretaapian Indonesia sekaligus memperkuat ekosistem pariwisata sejarah berbasis transportasi.
“Melalui KA Baru Klinthing, KAI ingin menghadirkan perjalanan lintas waktu. Ini bukan sekadar wisata, tapi edukasi sejarah yang dibalut kenyamanan dan keunikan moda uap klasik,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, dalam siaran pers, Rabu (12/6/2025).
Jadwal Perjalanan KA Baru Klinthing 2025
Layanan KA Baru Klinthing hanya tersedia satu kali setiap bulan, dimulai pada pukul 13.30 WIB, dengan jadwal sebagai berikut:
Minggu, 13 Juli 2025
Minggu, 17 Agustus 2025
Minggu, 14 September 2025
Minggu, 12 Oktober 2025
Minggu, 9 November 2025
Minggu, 14 Desember 2025
Tarif dan Fasilitas
Penumpang dapat memilih dua tipe layanan:
Kayu CR: Rp395.000 per orang
Kayu VIP/AR: Rp495.000 per orang
Harga tiket sudah termasuk:
Tiket masuk ke Museum Kereta Api Ambarawa
Layanan pemandu wisata selama perjalanan
Welcome drink dan snack di ruang VIP (khusus kelas VIP)
Voucher wahana gratis untuk 10 pembeli pertama
Syarat dan Ketentuan
Penumpang wajib hadir 20 menit sebelum keberangkatan
Jika terlambat, tiket hangus dan tidak dapat digunakan untuk jadwal lain
Pelayanan tiket pada hari H dimulai pukul 08.00 WIB di loket Museum KA Ambarawa
Tiket bisa dipesan maksimal H-14, selama tempat duduk masih tersedia
Tidak bisa reservasi di hari keberangkatan
Anak usia 3 tahun ke atas wajib memiliki tiket
KAI berharap KA Baru Klinthing dapat menjadi ikon wisata unggulan Jawa Tengah, yang tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga meningkatkan literasi sejarah dan budaya bagi masyarakat luas.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy