Trending

Jalan Trikora Mangkupalas Dihantui Longsor, Jalan Jadi Sempit dan Berlumpur, Aktivitas Masyarakat Terganggu

Loading

Jalan Trikora Mangkupalas Dihantui Longsor, Jalan Jadi Sempit dan Berlumpur, Aktivitas Masyarakat Terganggu
Tampak kondisi longsor yang berada di Jalan Trikora, Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang, mengakibatkan jalan berlumpur dan lalulintas terganggu. (Istimewa)

Jalan Trikora Mangkupalas Dihantui Longsor, Jalan Jadi Sempit dan Berlumpur, Aktivitas Masyarakat Terganggu. Longsor di kawasan Jalan Trikora itu sendiri terjadi hampir setiap musim penghujan. Setelah Lebaran, informasinya Pemprov Kaltim akan segera melakukan perbaikan menyeluruh.

Akurasi.id, Samarinda – Tanah longsor yang berada Jalan Trikora, Kelurahan Mangkupalas, Samarinda Seberang, berulang kali terjadi setiap musim penghujan. Akibatnya, jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Palaran dan Mangkupalas itu kerap kali dikeluhkan oleh pengguna jalan.

Lurah Mangkupalas, Muhammad Noor mengatakan, selama ia menjabat, longsor di kawasan itu telah berulang kali terjadi sejak Juni 2020 hingga April 2021. Bukan tanpa tindakan. Pihaknya juga sudah berulang kali membersihkan material longsor, namun hingga saat ini longsor masih terus terjadi.

“Kegiatan penanggulangan sudah kami lakukan, tapi hujan turun, kemudian longsor lagi. Yang parah ini turunan dari tanah yang ada kaitannya dengan Jalan Hauling. Kami juga tidak tahu kondisinya semakin parah, karena memang tanah itu milik pengusaha batu bara. Dan kami tidak bisa menanganinya,” jelas dia saat ditemui awak media, Rabu (14/4/2021).

Jasa SMK3 dan ISO

Noor menambahkan, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kaltim untuk meminta bantuan perbaikan, karena jalan tersebut diketahui masuk dalam kewenangan Pemprov Kaltim.

“Kami juga sudah koordinasi mulai Januari kemarin sampai dengan kejadian ini, namun dari pihak PUPR Kaltim mengatakan, mereka sudah mengagendakan perbaikannya dan sudah masuk tahap lelang, Insyaallah habis Lebaran selesai lelang,” ungkapnya.

Berhubung insiden tanah longsong terus berulang, sambung dia, rencananya akan dibangun semacam pondasi penahan tanah longsor dengan panjang sekitar 100 meter sampai 175 meter. Selain itu, Noor juga menerangkan, selain dari pemerintah, pihak perusahaan yang ada di kawasan itu telah membantu menangani longsor yang tak kunjung usai itu.

“Perusahaan-perusahan seperti Teluk Bajo sudah ikut membantu, tapi sekarang mereka agak kurang bisa membantu, karena pandemi dan alat Excavator mereka sudah rusak, jadi kami tidak bisa banyak berbuat,” ujarnya.

Noor menyebut, seringkali terjadi longsor diakibatkan tekstur tanah yang bercampur pasir, yang mana jika turun hujan sudah pasti mengakibatkan longsor.

“Kalau sudah hujan lebat, longsor sering terjadi, namun kalau cuacanya panas tidak akan terjadi longsor, karena memang kontur tanahnya antara pasir dan tanah liat menjadi satu dengan air hujan,” bebernya.

Dia menyebut, permasalahan lain yang kerap dialami akibat longsor adalah tidak adanya koordinasi dari pemilik tanah dengan pemerintah. “Pemilik tanah tidak pernah datang ke kelurahan untuk koordinasi, sebenarnya solusinya itu kalau misalnya ada koordinasi mungkin mudah untuk menangani masalah ini,” imbuhnya. (*)

Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button