Investor Kilang Minyak Asal Oman Tarik Diri dari Bontang, Rustam: Pemerintah Harus Berjuang
Yakinkan DPRD Bontang Dukung Secara Aturan, Anggap Kilang Minyak Investasi Pembangunan Jangka Panjang

![]()

Akurasi.id, Bontang – Mundurnya investor asal Oman dalam rencana pembangunan kilang minyak di Kota Bontang dinilai DPRD bukan menjadi akhir dari megaproyek tersebut. Lantaran, di luar investor asal Oman, masih terdapat investor lain yang tertarik dengan pembangunan Grass Root Refinery (GRR), hanya tinggal ditawarkan dan dikomunikasikan.
baca juga: Soroti Penataan Pasar Rawa Indah, Nursalam: Konsep yang Ditawarkan Sangat Amburadul
“Yang batal masuk itu investornya bukan kilangnya. Investornya yang menarik diri, mungkin karena pandemi Covid-19 ini. Jika dikatakan batal seperti dipemberitaan yang ada, kami belum ada menerima surat resmi baik dari pemerintah pusat maupun pihak Pertamina,” tutur anggota DPRD Bontang Rustam, Rabu (10/6/20).
Menurutnya, sekarang tinggal bagaimana upaya lebih lanjut dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang, Provinsi Kaltim maupun pusat untuk berjuang mencari investor baru agar pembangunan kilang tersebut dapat dilanjutkan.
“Sekarang bagaimana upaya pemerintah harus berjuang bisa mencari investor baru mengingat proyek ini bukan pekerjaan yang kecil,” sebutnya.
Kata dia, tugas Komisi II DPRD Bontang adalah untuk mencarikan regulasi terkait pembebasan lahan, yaitu melalui Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Sehingga ketika memang ada proses pembebasan lahan yang terjadi, maka perda tersebut ada solusi yang diberikan.
“Jika memang permasalahannya klaim dari warga, silahkan buka Perda RTRW dan jika ingin reklamasi, di situ juga sudah dijelaskan semua,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia memapatkan, jika memang ada orang yang tidak menginginkan adanya pembangunan kilang minyak di Kota Taman -sebutan Bontang. Sebagai putra daerah Bontang, dia mengaku akan berusaha agar kilang tersebut tetap dibangun di Kota Taman.
“Memang sih, jika saya perhatikan memang ada orang yang tidak suka dan menghalang-halangi jika kilang dibangun. Dan saya sebagai putra daerah akan berjuang untuk kilang tetap dibangun di Bontang,” ucapnya.
Pembangunan kilang minyak di Bontang dinilai sangat penting. Sebab, kehadiran megaproyek itu, selain membuka lapangan kerja yang begitu luar biasa besar, juga akan menjadi penyuplai dana yang begitu besar bagi kebutuhan pembangunan di Kota Taman ke depan.
“Mengingat produksi dari PT Badak LNG saat ini mulai menurun. Sebelum Covid-19, dana bagi hasil (DBH) Bontang Rp61 triliun dan sekarang hanya tinggal Rp600 miliar. Bontang yang dulunya dikenal dengan julukan Kota Dolar, namun ke depannya hanya tinggal onggokan besi tua saja. Jangan sampai kita hanya menjadi legenda,” tukasnya. (*)
Penulis: Jisa
Editor: Dirhanuddin









