

Akurasi.id, Jakarta – Dahlan Iskan buka-bukaan soal pengalamannya berurusan dengan anggota DPR saat masih menjabat sebagai Direktur Utama PT PLN (Persero). Ia menduduki posisi tersebut selama hampir 2 tahun dari Desember 2009 sampai Oktober 2011. Dahlan Iskan diperas jutaan dolar.
Saat baru diangkat menjadi Dirut PLN, salah seorang direkturnya menyampaikan bahwa seorang anggota DPR meminta uang jutaan dolar alias miliaran rupiah sebagai ‘THR’ untuk Komisi VI DPR RI.
“Ketika mau lebaran, salah satu direktur saya di PLN tergopoh-gopoh menemui saya. ‘Pak tadi saya dipanggil anggota DPR, menanyakan soal THR untuk anggota DPR.’ Hadiah lebaran. Terus dijawab begini ‘ya saya enggak berani menjawab Pak, saya bilang akan rundingkan sama direksi’. Dia menyebutkan angkanya berapa dolar gitu. Kalau dirupiahkan miliaran lah. Jutaan dolar. Minta atas nama komisi,” ungkap Dahlan dalam akun youtube Akbar Faisal Uncensored, dikutip kumparan pada Senin (10/1).
Dahlan kemudian memanggil jajaran direksi PLN untuk rapat membahas permintaan THR miliaran rupiah itu. “Kemudian saya panggil direksi, kita rapatkan. Pak A barusan dipanggil anggota DPR. Ini bagaimana? Permintaan ini kita penuhi atau tidak. Ini lebaran pertama saya jadi Dirut PLN. Saya juga enggak tahu bagaimana menyikapinya. Saya tanya ke direksi, diam semua,” tutur Dahlan.
Untuk mengambil keputusan, Dahlan lalu membuat daftar konsekuensi jika permintaan itu ditolak. “Saya berdiri, seandainya kita tolak apa saja konsekuensi yang kita hadapi, kita daftar,” ujarnya.
Beberapa konsekuensi yang dihadapi di antaranya bakal sering dipanggil rapat, dipersulit saat minta subsidi listrik, hingga terancam diberhentikan. Kata Dahlan, ternyata Direksi PLN yang dipimpinnya saat itu siap menghadapi konsekuensi-konsekuensi itu, termasuk jika akhirnya diberhentikan. Karena itu, diputuskan bahwa direksi PLN menolak memberikan THR ke DPR.
“Satu, kita akan sering dipanggil DPR, enggak bisa kerja. Bisa pagi sampai malam dan harus lengkap. Kedua, anggaran subsidi PLN akan dipersulit. Sampai sembilan. Kita akan diberhentikan, ada kemungkinan itu. Satu per satu kita evaluasi. Bulat, kita tolak,” katanya.
Gara-gara pengalaman Dahlan Iskan diperas tersebut, Dahlan mengaku jadi dimusuhi DPR. Tak hanya saat jadi Dirut PLN, saat menjadi Menteri BUMN pada periode 2011-2014 pun Dahlan kerap dipersulit di DPR.
“Kita rundingkan lagi bagaimana menyampaikan permintaan itu kita tolak. Kita tunjuk 1 orang untuk menyampaikan bahwa rapat direksi menolak. Sejak itu saya terkenal dimusuhi DPR, sampai jadi Menteri BUMN juga dimusuhi DPR,” tutupnya. (*)
Sumber: Kumparan.com
Editor: Redaksi Akurasi.id