Birokrasi

CSIRT Dibentuk, Bontang Jadi Kota Pertama di Kaltim Bekerjasama dengan BSSN

Loading

banner diskominfo

CSIRT
Seluruh Operasi Perangkat Daerah (OPD) mengikuti sosialisasi Tata Kelola Keamanan Informasi dan pembentukan CSIRT. (Fernandez/Akurasi.id)

Akurasi.id, Bontang – Pemkot Bontang bersama Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) menggelar Sosialisasi Tata Kelola Keamanan Informasi, sekaligus pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT), Rabu (26/02/20), di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang, Jalan Awang Long, Bontang Baru, Kecamatan Bontang Utara.

baca juga: Dana Penguatan Modal Masih Rp3,6 Miliar, Disperindagkop Persilahkan Pelaku Usaha Ajukan Pinjaman

Pembentukan CSIRT tersebut merupakan yang pertama di Kaltim tingkat kota. Usulan tersebut mencuat saat Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) melakukan asistensi ke Diskominfo pada September 2019 lalu.

Agenda sosialisasi yang dilaksanakan dua hari tersebut, melibatkan seluruh Operasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani bagian information technology (IT) .

Jasa SMK3 dan ISO

Kepala Diskominfo Bontang Dasuki menuturkan pada era digitalisasi ini keamanan menjadi paling prioritas untuk dibangun. Dia menambahkan, hal paling penting jarang disadari secara umum, era digitalisasi membutuhkan tata kelola IT yang baik.

“Kita tidak bisa menghadirkan aplikasi, tapi kemudian tidak safety. Ini menjadi pokok,” ujarnya, Rabu (26/2/20).

Dasuki menambahkan dengan dibentuknya CSIRT dapat membuat keamanan pemerintah daerah menjadi lebih baik lagi. Dasuki menargetkan tahun 2022 kelak semua server OPD menjadi terpusat.

“Masih ada beberapa OPD yang belum bisa kita satukan servernya, seperti Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan beberapa yang lain. Maka, 2022 semua harus sudah kita satukan dalam konsep namanya manajemen tata kelolah IT,” imbuhnya.

CSIRT
Kepala Diskominfo Bontang Dasuki. (Fernandez/Akurasi.id)

Untuk diketahui, CSIRT merupakan organisasi atau tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber.

Adapun tujuannya melakukan penyelidikan komprehensif dan melindungi sistem atau data atas insiden keamanan siber yang terjadi pada organisasi. Melakukan pencegahan insiden dengan cara terlibat aktif pada penilaian dan deteksi ancaman, perencanaan mitigasi, dan tinjauan atas arsitektur keamanan informasi organisasi.

Kendati begitu, CSIRT perlu sustainable dan mampu beradaptasi dengan lingkungan yang terus berkembang dan menghadirkan fleksibilitas untuk menangani setiap kejadian tak terduga.

Usai sosialisasi, lanjut Dasuki, peserta akan dikirim ke Inixindo, di Yogyakarta dalam waktu dekat. Tujuannya  memperdalam pengetahuan dan pengalaman tentang CSIRT selama 4 hari.

“Tidak cukup di sosialisasi, kita akan kirim ke Inixindo. lembaga kualifight,  yang direkomendasikan langsung dari Kementerian Kominfo,” pungkasnya.

Inixindo sendiri merupakan tempat konsultan dan pengembangan SDM dalam bidang teknologi informasi dengan spesialisasi programming, computer networking, IT management, dan IT. (*)

Penulis: Fernandes
Editor: Suci Surya Dewi


Artikel Terkait

Back to top button