Bontang Terancam Kehabisan Air Bersih 20 Tahun Lagi, Ini Saran DPRD


Bontang terancam kehabisan air 20 tahun lagi, ini saran DPRD. Ini lantaran Kebutuhan air bersih semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Akurasi.id, Bontang – Pengendalian dan pemanfaatan air bawah tanah merupakan alternatif sumber air baku, yang digunakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang. Ini dilakukan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pasokan air bersih, akibat terbatasnya sumber air baku permukaan.
Kebutuhan akan air bersih yang semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, menyebabkan pengambilan air tanah semakin meningkat sehingga dikhawatirkan Bontang terancam kehabisan air bersih.
Krisis cadangan air bawah tanah Bontang dengan kebutuhan air 15 juta liter kubik untuk setiap tahunnya, diperkirakan akan habis hingga 20 tahun mendatang.
Hal ini diutarakan oleh Wakil Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang, Abdul Malik. Dia mengaku prihatin dengan kondisi air bawah tanah yang berpotensi habis di Kota Bontang.
“Agar Pasokan air bawah tanah bisa selalu tercukupi untuk masyarakat Bontang, kami akan berusaha maksimal untuk mencari solusinya,” ungkap Abdul Malik kepada awak media, Rabu (10/3/2021) lalu.
Dia juga menambahkan, berdasarkan penelitian Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2006, menyatakan Bontang untuk 20 tahun mendatang akan alami krisis air, karena masih mengandalkan air bawah tanah.
Selaku perwakilan rakyat, pihaknya berusaha untuk memastikan regulasi terkait dengan solusi cadangan air permukaan tanah. Dengan catatan, cadangan air itu telah tidak akan mengganggu kondisi air bawah tanah di Bontang.
“Salah satu yang diupayakan yaitu potensi menggunakan danau bekas tambang PT Indominco Mandiri (IMM),” ucapnya.
Abdul Malik mengatakan, bahwa dari kunjungan kerja Pemkab Kutai Timur (Kutim) dan Kutai Kartanegara (Kukar) terkait dengan ketersediaan air Danau Karangan Marangkayu dan Bendungan Suka Rahmat, yang memungkinkan yakni danau bekas tambang IMM.
“Tapi tidak mudah mengalirkan air dengan kuantitas 18 juta liter ke Bontang, pasalnya mesti ada 12 regulasi harus dituntaskan terlebih dahulu,” pungkasnya. (*)
Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid