Ditinggal Istri, Seorang Ojol di Samarinda Narik Penumpang Sambil Bawa Anak Usia 2,5 Tahun


Akurasi.id, Samarinda – Kecintaan orangtua pada ananknya ditunjukan oleh salah satu driver ojek online (ojol) di Samarinda bernama Hasran (33). Dia rela membawa anaknya yang masih usia 2,5 tahun mengikutinya bekerja sebagai ojol mengantarkan penumpang.
Hal itu terpaksa ia lakukan karena tak ada yang menjaga anak perempuannya itu. Sebab ia sudah ditinggal istri sejak anaknya usia enam bulan.
“Mau tidak mau saya bawa. Tidak ada yang jaga di rumah. Saya juga tidak berani titip sama orang,” ungkap Hasran saat ditemui, Rabu (26/8/2020).
Dengan membuat kursi kecil dari rotan yang diletakkan di sela-sela motor Honda Beat yang ia membawa sehari-hari anaknya dalam menjemput rezeki. Setiap harinya Hasran membawa anaknya dan berkeliling Samarinda menerima orderan penumpang.
Demi menjaga kesehatan anak semata wayangnya itu, ia memakaikan baju dua lapis ditambah jaket agar tak masuk angin. Ia juga melengkapi anaknya dengan masker agar tak terjangkit Covid-19. Tak jarang penumpang yang diangkut Hasran selalu bertanya alasan ia membawa anaknya.
“Ya saya jawab dia ditinggal ibunya,” tuturnya.
Hasran tak punya waktu tetap untuk menerima orderan penumpang. Dia selalu mengikuti suasana hati anaknya. “Tergantung mood si kecil. Kalau lagi rewel enggak bisa narik, tunggu mood-nya enak baru keluar,” ungkapnya.
Hasran jarang menerima orderan pagi karena anaknya sering rewel. Saat siang, cuaca terlalu panas untuk anaknya. “Saya paling sore baru keluar sampai jam 12 malam baru balik. Kasihan juga sih kadang dia (anaknya) kedinginan,” tuturnya.
Hasran menikahi istrinya akhir 2016. Dua tahun setelahnya, Mei 2018, anak pertama yang kini hidup bersamanya lahir. Enam bulan berjalan sejak kelahiran itu, istrinya pergi meninggalkan keduanya dan menikahi laki-laki lain.
Kala itu Hasran masih kerja di salah satu tempat penjualan pentol di Samarinda Seberang. Suatu sore ketika dirinya baru saja tiba di rumah usia pulang kerja, istrinya meminta izin kepadanya untuk membeli obat.
“Sejak itu dia pergi enggak kembali sampai sekarang,” ucap Hasran mengenang kepergian istrinya dua tahun lalu.
Dua bulan mencari, Hasran tak berhasil menemui keberadaan istri. Belakangan, dia baru mengetahui istrinya dijemput oleh seorang laki-laki menggunakan mobil. “Mereka kenalan lewat Facebook,” terang dia.
Sejak itu anaknya yang masih usia bulanan dirawat oleh neneknya saat Hasnar bekerja. Namun, sejak sebulan terakhir ibu Hasran juga minggat dari rumah peninggalan almarhum ayahnya setelah digadai di bank untuk usaha.
“Ibu sudah pergi tinggal bersama saudara. Sekarang sisa kami berdua (Hasran dan anaknya) tinggal di rumah itu. Kalau enggak bisa bayar bisa ditarik bank,” tutur dia.
Selama menjalani propfesi sebagai ojol Hasran tak banyak dapat penghasilan. Kadang dalam sehari ia hanya mendapat belasan ribu rupiah, kadang bisa sampai Rp100 ribu.
“Karena sering narik malam. Saya juga enggak ambil orderan jauh. Kasihan anak saya. Kalau uang pelan-pelan bisa kita cari. Tapi kalau anak sakit lebih susah lagi,” jelas dia.
Selama pergi, istri tak pernah memberi kabar apapun. Hasran sudah berusaha menghubungi namun tak berhasil. Nomor ponsel diblokir. “Saya pernah chat dia (istrinya) lewat Facebook. Dia balas. Setelah itu dia blokir lagi. Saya kabari kalau anaknya sakit. Tapi dia bilang saya bohong,” ucap Hasran sembari mengingat kenangannya bersama istri.
Hasran sudah berusaha meminta istrinya untuk kembali namun tak berhasil. Baru pada 2019 mantan istrinya mau menemui Hasran dan anaknya. “Itu pun kami ketemu di jalan,” kata dia.
Kini Hasran hanya berfokus untuk membesarkan anaknya dengan keterbatasannya saat ini. Untuk jodoh ia masih belum memikirkannya, lantaran di matanya anak lah yang nomor satu. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Dirhanuddin