
Jakarta, Akurasi.id – Perusahaan pengembang identitas digital World ID dan platform World App, Tools for Humanity (TFH), memberikan tanggapan resmi terkait pembekuan izin operasional oleh pemerintah Indonesia yang diumumkan pada Minggu (4/5). Keputusan ini diambil menyusul kekhawatiran publik terhadap keamanan data biometrik yang dikumpulkan oleh layanan tersebut.
Dalam pernyataan resmi yang diterima pada Senin (5/5), TFH menyampaikan bahwa mereka telah menghentikan sementara seluruh layanan verifikasi di Indonesia secara sukarela. Perusahaan yang didirikan oleh Sam Altman dan Alex Blania ini menegaskan bahwa pihaknya tengah mencari kejelasan mengenai persyaratan izin dan lisensi yang berlaku di Indonesia.
“Kami berharap dapat terus melanjutkan dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait. Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya,” ujar TFH dalam keterangannya.
TFH menjelaskan bahwa proyek World dikembangkan untuk menciptakan sistem identitas digital terdesentralisasi dengan memanfaatkan verifikasi biometrik iris. Sistem ini memungkinkan pengguna membuktikan bahwa mereka adalah manusia nyata, bukan bot atau AI, secara anonim dalam aktivitas daring.
Di Indonesia, World App sempat viral di media sosial, khususnya setelah akun @txtdrbekasi di platform X mencuit tentang masyarakat Bekasi yang berbondong-bondong melakukan verifikasi retina dan menerima kompensasi sebesar Rp800.000. Fenomena ini memicu kekhawatiran mengenai keamanan data pribadi, mendorong Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk menutup akses terhadap World App dan World ID.
Menanggapi hal tersebut, TFH menegaskan bahwa pihaknya telah menjalani diskusi berkelanjutan dengan pemerintah sejak awal kehadirannya di Indonesia. Mereka juga telah menggelar berbagai kampanye edukatif, konferensi pers, dan acara publik untuk memperkenalkan teknologi ini secara terbuka.
TFH memahami bahwa inovasi teknologi seperti ini seringkali menimbulkan skeptisisme di awal kemunculannya.
“Kami memanfaatkan teknologi untuk memverifikasi keunikan individu di era AI, terlebih ketika misinformasi, pencurian identitas, dan deep fake merajalela,” jelas TFH.
Perusahaan juga mengklaim bahwa data pribadi pengguna tidak disimpan oleh pihak World maupun Tools for Humanity, dan kontrol penuh atas informasi tetap berada di tangan pengguna.
World membagi layanannya menjadi empat bagian utama: World ID, World App, World Coin, dan World Chain. World ID dirancang untuk memverifikasi identitas manusia secara aman dan anonim, sementara World App digunakan sebagai dompet digital dan penyimpanan ID, serta akses ke layanan mini lainnya.
Saat ini, TFH menyatakan komitmennya untuk terus berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia guna memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang berlaku, dan siap melakukan penyesuaian jika ditemukan kekeliruan dalam proses perizinan.(*)
Penulis: Nicky
Editor: Willy