Trending

Heboh Sinyal SOS di Samarinda, Basarnas Sebut Hanya Simbol

Loading

Heboh Sinyal SOS di Samarinda, Basarnas Sebut Hanya Simbol
Google Maps yang menunjukkan adanya sinyal SOS di wilayah Kecamatan Loa Janan, Kukar (istimewa)

Heboh sinyal SOS di Samarinda, Basarnas sebut hanya simbol. Puluhan relawan dari berbagai unsur mendatangi lokasi tersebut guna memastikan asal usul sinyal SOS.

Akurasi.id, Samarinda – Media sosial di Samarinda digegerkan adanya temuan Simbol SOS yang berada di hutan tepatnya di pertengahan dua sisi jalan Gerbang Dayaku dan Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara pada Minggu (30/5/2021).

Alhasil puluhan relawan dari berbagai unsur mendatangi lokasi tersebut guna memastikan asal usul sinyal SOS.

Dikonfirmasi terkait hal itu, Basarnas Samarinda, Koordinator Unit Siaga SAR Samarinda, Riqi Efendi mengatakan pihaknya sejauh ini tidak pernah menerima sinyal SOS atau pertolongan di wilayah tersebut.

Jasa SMK3 dan ISO

“Itu sebenarnya bukan sinyal SOS, melainkan simbol saja, karena dari alat kita sama sekali tidak menemukan adanya sinyal SOS,” jelas Riqi saat dihubungi, Minggu (30/5/2021).

Riqi menuturkan temuan sinyal SOS yang didapat dari Google Maps itu, pun pernah terjadi saat hilangnya pesawat Sriwijaya Air beberapa waktu lalu.

“Kejadian ini sama saat pesawat Sriwijaya, ada sinyal SOS di Pulau Laki yang berada di kepulauan seribu, dan saat tim Basarnas mendatangi langsung, hasilnya negatif,” terangnya.

Sampai saat ini, pihak Basarnas belum mengetahui dari mana tanda SOS itu bisa muncul di wilayah Loa Janan. Namun kendati demikian, pihaknya akan tetap terus melakukan pemantauan.

“Kami masih standby hingga 1 x 24 jam, jika memang tidak ada laporan, kami pastikan Basarnas tidak perlu mendatangi lokasi itu,” bebernya.

Lebih lanjut Riqi pun menjelaskan sinyal SOS merupakan tanda darurat yang digunakan seseorang jika membutuhkan pertolongan. Alat tersebut merupakan alat khusus, yang bernama Personal Locator Beacon (PLB). Dan biasa digunakan bagi mereka melakukan perjalanan jauh yang tak terjangkau.

“Biasanya digunakan oleh para pencinta alam yang tengah melakukan perjalanan ke dalam hutan, bentuknya seperti ponsel Nokia senter, jadi tinggal di tekan saja jika dalam masalah,” tandasnya. (*)

Penulis: Muhammad Budi Kurniawan

Editor: Rachman Wahid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button