
BI Kaltim sebut pembangunan IKN Nusantara turut memberikan dorongan pertumbuhan perekonomian Kaltim. Meski di triwulan 1 2023 melambat, namun pertumbuhan ekonomi Kaltim dipastikan masih positif.
Akurasi.id, Samarinda – Perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) melanjutkan tren pertumbuhan positif pada triwulan IV 2022. Pertumbuhan ekonomi Kaltim di triwulan IV 2022 tercatat tumbuh sebesar 6,47% (yoy) atau meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,28% (yoy).
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Ricky Perdana Gozali mengatakan, proyek pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) turut mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah, termasuk dari sisi investasi.
“Kinerja investasi Kaltim triwulan IV 2022 tercatat tumbuh sebesar 8,32 persen. Lebih tinggi ketimbang triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,90 persen. Pertumbuhan signifikan tersebut terjadi seiring dengan terus berlanjutnya pembangunan infrastruktur IKN,” kata Gozali.
Lebih lanjut, tingkat pertumbuhan sepanjang tahun 2022 juga menunjukkan pertumbuhan yang siginifikan, yakni tumbuh sebesar 4,48% (ctc). Lebih tinggi dibanding capaian pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2021 yang tumbuh sebesar 2,55% (ctc).
Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi dari Transportasi dan Pergudangan
Berlanjutnya capaian pertumbuhan ekonomi Kaltim ini mencerminkan bahwa kondisi perekonomian terpantau on track dalam tren pemulihan. Berdasarkan lapangan usaha (LU), capaian peningkatan ekonomi Kaltim triwulan IV 2022 bersumber dari hampir seluruh sektor utama.
Pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari LU Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 14,40% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat saat Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Sementara itu, LU pertambangan dan penggalian yang memiliki pangsa sebesar 54,53% dari total PDRB Kaltim sekaligus menjadi lapangan usaha utama penopang perekonomian Provinsi Kalimantan Timur, juga tumbuh sebesar 5,74% (yoy). Lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,63% (yoy).
“Pertumbuhan tersebut seiring dengan pengejaran target produksi batu bara oleh korporasi, tren harga batu bara acuan (HBA) yang masih tinggi. Serta, peningkatan permintaan batu bara yang didorong oleh perkembangan kondisi geopolitik dan perluasan pasar,” ujarnya.
Dari sisi pengeluaran, seluruh komponen mengalami pertumbuhan positif kecuali kinerja impor. Kinerja ekspor Kaltim tumbuh 5,25% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,40% (yoy). Peningkatan ini sejalan dengan kondisi neraca perdagangan.
Kalimantan Timur yang mengalami surplus US$30,63 miliar sepanjang tahun 2022, atau tumbuh sebesar 47,03%. Serta, ekspor non migas yang meningkat signifikan sebesar 49,22%. Selanjutnya, kinerja investasi tercatat tumbuh positif sebesar 8,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yang tumbuh 5,90% (yoy).
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan 1 2023 Diprakirakan Melambat
Seiring membaiknya perekonomian pada akhir tahun sebelumnya. Gozali menyebut, perekonomian triwulan I 2023 diprakirakan masih akan tumbuh positif meski sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Prakiraan ini didorong oleh tingginya curah hujan di awal tahun 2023. Serta, pola seasonal produksi korporasi batu bara yang cenderung sedikit di awal tahun. Namun demikian, terdapat beberapa upside risk yang dapat mendorong prakiraan pertumbuhan ekonomi Kaltim,
Antara lain, masifnya pembangunan konstruksi IKN, serta mobilitas masyarakat dan kegiatan ekonomi daerah yang didorong oleh momen puasa Ramadhan dan menjelang HBKN Idul Fitri.
Ia menuturkan, berbagai langkah strategis terus dilakukan untuk menjaga momentum pertumbuhan di Kaltim. Pengendalian inflasi agar tetap stabil dan terkendali dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang pro-stability.
“Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang pro-growth juga perlu dijaga melalui pengembangan UMKM berdaya saing. Pembukaan dan penguatan sektor produktif yang mendorong pertumbuhan inklusif seperti pariwisata, penguatan hilirisasi komoditas utama dan komoditas ekspor Kaltim untuk menciptakan nilai tambah, serta perluasan digitalisasi ekonomi dan keuangan daerah,” pungkasnya. (*)
Penulis/Editor: Devi Nila Sari