Corak

Percontohan Budi Daya Lobster di Bontang Kuala, DKP3 Bontang: Tingkatkan Mutu Pelaku Usaha

Loading

Percontohan Budi Daya Lobster di Bontang Kuala, DKP3 Bontang: Tingkatkan Mutu Pelaku Usaha
Percontohan Budi Daya Lobster di Bontang Kuala dengan keramba jaring apung oleh BRSDM KKP. (Muhammad Budi Kurniawan/akurasi.id)

Percontohan budi daya lobster di Bontang Kuala, DKP3 Bontang: tingkatkan mutu pelaku usaha. Terlebih Kota Taman yang sebagian besar wilayahnya di perairan, maka berpotensi untuk pengembangan usaha dibidang perikanan khususnya lobster.

Akurasi.id, Bontang – Kelurahan Bontang Kuala dipilih sebagai lokasi percontohan penyuluhan pembesaran lobster keramba jaring apung oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Tegal.

Baca juga: Antisipasi Penularan Flu Burung, DKP3 Bontang Wanti-Wanti Peternak Lapor Bila Ada Unggas Mati

Hal tersebut dilakukan dalam kegiatan temu lapang yang dibuka secara virtual oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Sjarief Widjaja, pada Jumat (27/11/2020) lalu.

Jasa SMK3 dan ISO

Dalam laporan pelaksana kegiatan, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Lilly Aprilia Pregiwati menjelaskan, bahwa temu lapang bertujuan mengenalkan aplikasi teknologi kepada masyarakat dalam budi daya lobster.

“Menjadi komuditas budi daya lobster memang tak mudah, sebab lobster diketahui sebagai hewan kanibal. Selain itu harga pakannya tinggi. Oleh sebab itu penting memberikan ilmu kepada para pembudi daya,” ucap Liliy.

Adanya kegiatan temu lapang ini, kata dia, diharapkan menjadi gambaran sekaligus mendorong daerah lain untuk mencontoh dan dipraktikkan di lokasi yang terdapat potensi dan ekosistem budi daya lobster.

“Kedepannya kami berharap di daerah lain, dapat mengikuti apa yang sudah dilakukan di lokasi ini, sebab memiliki ekonomis yang tinggi,” ungkapnya.

Selain itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian (DKP3) Kota Bontang Arman menjelaskan, berdasarkan hasil produksi, jenis lobster bambu dan lobster mutiara yang dipelihara dari percontohan pembesaran ini mengalami peningkatan berat. Yakni rata-rata 14 hingga 16 gram per ekor per dua pekan, dengan berat total seluruh lobster yaitu 170 kilogram pada masa panen.

“Saat ini harga lobster bambu berkisar antara Rp240 ribu hingga Rp300 ribu per kilogram. Sedangkan harga per kilo lobster mutiara Rp450 ribu hingga Rp550 ribu,” jelas Arman.

Arman berharap dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat ini dapat meningkatkan ilmu yang telah disampaikan oleh penyuluh kepada pelaku usaha di lapangan. Pada ujungnya dapat membantu pelaku usaha meningkatkan kesejahteraan.

“Semoga apa yang disampaikan bermanfaat dan pembudi daya dapat meningkatkan lagi mutu mereka,” harapnya.

Sementara, Sekretaris Daerah (Sekda) Bontang Aji Erlynawati menyambut positif dan mendukung adanya temu lapang percontohan penyuluhan pembesaran lobster keramba jaring apung.

Mengingat dua per tiga wilayah Kota Taman terdiri dari perairan yang berpotensi untuk pengembangan usaha dibidang perikanan khususnya lobster.

“Berdasarkan data perikanan tangkap 2019, data produksi lobster di Bontang sekitar 89 ton. Walaupun bukan produksi perikanan yang dominan, akan tetapi lobster merupakan komoditas potensial bagi Kota Bontang,” jelasnya.

Selain itu, program ini juga dinilai sejalan dengan misi Pemkot Bontang diantaranya menjadikan Kota Bontang sebagai Creatif City melalui kegiatan pengembangan perekonomian berbasis sektor maritim.

Sehingga diharapkan usaha pembesaran lobster dapat dijadikan program yang berkelanjutan.

“Saya berharap agar sinergi antara pemerintah pusat khususnya KKP terhadap program pengembangan percontohan ini baik dari peningkatan SDM, serta sarana dan prasarana. Semoga pendampingan akan terus berlanjut demi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya nelayan dan pembudi daya lobster Bontang,” tutupnya. (*)

Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Suci Surya Dewi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button