Pemuda Ditemukan Gantung Diri, Sempat Cekcok dengan Wanita


Pemuda ditemukan gantung diri, sempat cekcok dengan wanita. Diketahui, pemuda perantau dari Kalsel tersebut baru sebulan tinggal di kontrakannya.
Akurasi.id, Samarinda – Seorang pria berinisial NA (35) yang merupakan perantau asal Kalimantan Selatan (Kalsel), ditemukan tewas gantung diri di rumah kontrakannya, Jumat (11/12/2020) lalu.
Baca juga: Warga Kampung Gotong Royong Bontang Dibuat Kaget dengan Temuan Mayat Wanita Gantung Diri
Penemuan mayat gantung diri sekira pukul 15.00 Wita itu pun membuat warga sekitar kontrakan di Jalan Ulin Gang 3, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang pun geger. Pria tersebut nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri diduga memiliki masalah asmara.
Nurkasan, Ketua RT 29 Kelurahan Karang Anyar mengatakan, bahwa dia mengetahui penemuan korban gantung diri setelah mendapat laporan dari warganya.
“Saya tidak terlalu kenal dengan korban, karena korban baru satu bulan tinggal di Samarinda. Korban juga tidak pernah laporan ke RT kalau dia tinggal di rumah ini. Kami juga enggak tahu permasalahan dia apa, gantung diri juga kenapa kami belum mengetahui alasannya,” ucap Nurkasan saat ditemui di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya juga menerangkan, dirinya sempat melihat korban terakhir kali. Namun saat itu terlihat adu mulut dengan seseorang wanita di dalam rumah pada siang hari, sebelum ditemukan tewas gantung diri. Dirinya menduga bahwa tewasnya tewasnya NA karena masalah asmara.
“Korban sempat adu mulut dengan teman perempuannya, namun ketika temannya pulang ke rumah, korban ditemukan sudah tidak bernyawa dalam keadaan gantung diri,” ujar warga tersebut.
Mengetahui informasi adanya penemuan mayat, Unit Inafis dari Polresta Samarinda langsung datang guna melakukan evakuasi terhadap jasad NA.
Korban langsung dibawa menggunakan ambulance PMI menuju RSUD Abdul Wahab Sjahranie guna dilakukan visum. Hingga berita ini diturunkan, polisi masih menyelidiki kasus tersebut. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Suci Surya Dewi