
Akurasi.id, Bontang -Pelayanan publik yang dikelola dan dikendalikan secara baik merupakan bagian integral dari upaya Pemkot Bontang dalam meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Hal ini tentu membutuhkan sosok yang memainkan peranan penting dalam menerjemahkan visi organisasi secara nyata dan mengelola sumber daya organisasi yang ada. Disinilah pejabat administrator memainkan peranan penting dalam dinamisasi organisasi dengan menerjemahkan kebijakan dan implementasi di lapangan.
Pejabat administrator merupakan salah satu level jabatan dengan tingkat kesulitan yang terbilang tinggi, karena posisinya yang berada ditengah-tengah. Ke atas ia harus mempertanggung jawabkan kegiatan yang dilakukan dan kebawah harus mampu mengelola sumber daya, baik berupa anggaran, SDM serta sarana prasarana yang ada.
Level administrator ini merupakan sumber inspirasi, perubahan, inovasi dan kreatifitas yang harus terus didorong.
Sejalan dengan hal di atas, dan sebagai bagian dari tindaklanjut pelatihan Revolusi Mental yang telah dan akan terus dilaksanakan bersama Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Lembaga Administrasi Negara (KDOD LAN), saat ini Pemkot Bontang melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) menggandeng Indonesia Local Development and Policy Institute (ILDP) melaksanakan pelatihan ”Building and Leadership” yang dilaksanakan selama 5 hari mulai tanggal 21 hingga 25 Februari 2023.
Menurut Kepala BKPSDM Sudi Priyanto, pelatihan ini diikuti oleh pejabat administrator yang terdiri dari Sekretaris Dinas/ Badan, kepala Bagian, Kepala Bidang, Camat dan Sekretaris Kecamatan.
“Target kami adalah seluruh pejabat administrator yang saat ini berjumlah 117 orang. Namun pelaksanaanya akan dilaksanakan secara bertahap, yang pada kesempatan pertama ini mengundang hadir 33 orang pejabat administrator,” jelasnya.
Pola pelaksanaannya dengan memadukan antara pembelajaran klasikal, Benchmarking pada Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta sebagai lokus pembelajaran pengelolaan dan pengembangan destinasi wisata dan UMKM, serta membangun kekuatan teamwork melalui permainan dan kerjasama kelompok.

Seluruh peserta dapat mengikuti proses pembelajaran ini dengan serius, fokus, aktif dan partisipatif. Sudi pun optimis kegiatan seperti ini akan membawa manfaat positif dalam membangun budaya kerja yang kreatif dan inovatif, dan dapat berjalan secara terintegrasi melalui koordinasi dan sinkronisasi yang solid. Terutama menghadapi era VUCA (volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity) berupa gejolak atau volatilitas, ketidakpastian, kompleksitas, serta ambiguitas.
“Semoga semua yang kami laksanakan ini nantinya dapat bermuara pada peningkatan prosefionalitas penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, sosial dan pelayanan publik di Kota Bontang,” harapnya. (*)
Editor: Redaksi Akurasi.id