Kabar Politik

Mendikbud Khawatir Pernikahan Dini Naik jika Tak Belajar Tatap Muka, Abdul Haris: Itu Khawatir Berlebihan

Loading

Mendikbud Khawatir Pernikahan Dini Naik jika Tak Belajar Tatap Muka, Abdul Haris: Itu Khawatir Berlebihan
Anggota Komisi I DPRD Bontang, Abdul Haris. (Rezki Jaya/Akurasi.id)

Mendikbud khawatir pernikahan dini naik jika tak belajar tatap muka. Anggota Komisi I DPRD Bontang Abdul Haris beranggapan itu berlebihan.

Akurasi.id, Bontang – Baru-baru ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menjelaskan salah satu alasan mengizinkan belajar tatap muka di sekolah kembali digelar saat pandemi Covid-19 melanda, yakni khawatir akan ada peningkatan pada pernikahan dini.

“Dampak riil dan permanen yang bisa terjadi anak putus sekolah, persepsi orang tua banyak yang liat tidak ada peran sekolah apabila tak tatap muka, learning lost akan terus berkembang jika tidak memulai pembelajar tatap muka terbatas, kekerasan pada anak, kekerasan domestik, pernikahan dini,” kata Nadiem di Rapat Komisi X DPR RI, gedung DPR, Jakarta, dikutip dari laman Detik.com, Kamis (18/3/2021) lalu.

Menyikapi hal tersebut, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang Abdul Haris beranggapan itu hanya kekhawatiran yang berlebihan dari Mendikbud. Dia beranggapan tidak ada tolok ukur yang memperkuat tanggapan bahwa terlalu lama belajar online dapat menyebabkan naiknya angka nikah di usia dini.

Jasa SMK3 dan ISO

“Itu kekhawatiran yang berlebihan. Tidak ada alat ukur yang bisa kita jadikan patokan bahwa belajar daring ini dikhawatirkan banyak anak-anak yang melakukan pernikahan dini, khususnya di Bontang ini,” ucap Abdul Haris saat ditemui media ini, Senin (22/3/2021) kemarin.

Laki-laki yang pernah menjadi kepala di salah satu sekolah swasta itu menjelaskan memang seharusnya sekolah tatap muka segera dilaksanakan, walaupun Covid-19 masih ada, tetapi trennya mulai melandai, tinggal tunggu instruksi dari Dinas Kesehatan, terkhusus di Kota Bontang.

“Memang disisi lain, kalau kita bandingkan pelajaran online dan offline, lebih baik sebaiknya pembelajaran tatap muka di sekolah itu segera dilaksanakan, karena yang di khawatirkan pengetahuan anak-anak akan berkurang. Apalagi peran guru di sini bukan hanya sebagai orang yang mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi guru juga menjadi teladan baik untuk siswa,” beber Haris.

Dia menekannya, peran guru sangatlah besar untuk mengajarkan terkait etika dan moral untuk siswa.

“Hal itu yang akan mengurangi kualitas pendidikan di Indonesia khususnya di Bontang, menurut saya bukan nikah di usia dininya,” pungkas Haris. (*)

Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button