
Akurasi, Nasional. Jakarta, 9 Januari 2024. Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menciptakan gelombang kontroversi setelah mengeluarkan komentar terkait debat calon presiden (capres) yang diadakan pada akhir pekan lalu. Pernyataannya yang menyebut bahwa debat terlalu banyak menyerang personal, memancing beragam respons dan pertanyaan dari berbagai pihak.
Dalam keterangan pers di Serang, Banten, Senin (8/1/2024), Jokowi menyatakan kekecewaannya terhadap pelaksanaan debat calon presiden yang menurutnya kehilangan substansi. Ia menyoroti adanya saling serang antar calon presiden yang dianggapnya terlalu fokus pada aspek personal dan kurang memberikan pendidikan kepada masyarakat yang menonton.
Komentar Jokowi itu langsung memicu reaksi dari berbagai kalangan, termasuk para pendukung capres dan tokoh politik lainnya. Salah satu respons yang menarik datang dari kubu Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN). Jubir Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena, menyatakan bahwa pernyataan Jokowi tersebut seakan mengabaikan fakta bahwa isu kepemilikan lahan yang diangkat Anies Baswedan dalam debat bukanlah serangan personal, melainkan pembahasan substansial.
Menurut Billy, Anies hanya mengulang data yang sudah diungkapkan sebelumnya dan menganggap bahwa isu tersebut bukan sifatnya personal. Dia juga menilai bahwa Prabowo Subianto, calon presiden nomor urut 2, lebih sering menunjukkan sisi emosional ketika berdebat dengan Anies, yang seharusnya dihindari.
Sementara itu, pihak lain berpendapat bahwa Jokowi seharusnya tidak melibatkan diri secara terlalu mendalam dalam mengomentari debat capres, terutama karena peranannya sebagai presiden yang seharusnya netral. Beberapa analis politik mengatakan bahwa Jokowi seharusnya memberikan ruang bagi masyarakat untuk menilai sendiri dan tidak terlalu mencampuri urusan debat yang menjadi ranah kontestan capres.
Pernyataan Jokowi juga memunculkan pertanyaan mengenai aturan dan format debat capres itu sendiri. Beberapa pihak menilai bahwa seharusnya terdapat batasan yang jelas terkait serangan personal agar debat lebih fokus pada substansi kebijakan, visi, dan program-program yang diusung oleh masing-masing capres.
Sebagai tanggapan terhadap kritik Jokowi, Anies Baswedan juga memberikan pernyataan. Anies menyatakan keheranannya atas pernyataan Jokowi yang menyebut debat terlalu personal. Menurutnya, isu yang dibahas dalam debat adalah kebijakan yang dilakukan Menteri Pertahanan, bukan menyerang sosok Prabowo secara personal.
Anies menegaskan bahwa dalam debat tersebut, semua yang dibahas adalah terkait dengan kebijakan dan dapat direview ulang. Ia juga menyerahkan penilaian atas debat kepada masyarakat yang melihat tingkah laku Presiden Jokowi dalam memberikan komentar terkait pelaksanaan debat capres.
Pihak KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan penyelenggara debat pun ikut memberikan respons. Mereka menekankan bahwa aturan debat capres telah diatur dengan jelas sebelumnya, dan setiap peserta debat telah memahami ketentuan tersebut. Meskipun demikian, KPU juga menyatakan kesiapannya untuk melakukan evaluasi dan perbaikan jika dianggap perlu.
Sejumlah tokoh masyarakat dan aktivis juga memberikan pandangannya terkait debat capres dan komentar Jokowi. Mereka menekankan pentingnya debat yang substansial dan berfokus pada program-program yang akan dijalankan oleh calon presiden, daripada saling serang personal yang dianggap tidak memberikan kontribusi positif bagi pemilih.
Kontroversi yang muncul akibat komentar Jokowi tentang debat capres menjadi bahan diskusi di berbagai kalangan. Pada akhirnya, keberlanjutan debat dan pemilihan presiden ini tetap menjadi sorotan publik, dan masyarakat menantikan bagaimana dinamika politik ini akan berkembang menjelang pemilihan presiden yang akan datang.(*)
Editor: Ani