Birokrasi

Melihat Koleksi Batik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bontang

Loading

Melihat Koleksi Batik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bontang
Berbagai macam koleksi batik khas Bontang yang terpajang di gedung DPK. (Rezki Jaya/Akurasi.id)

Melihat koleksi batik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bontang. Tak hanya manjakan mata, namun juga menambah wawasan pembaca

Akurasi.id, Bontang – Jejeran kain batik berbagai corak tertata rapi di tembok ruang baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Bontang. Kain-kain ini bertengger di dinding diselimuti bingkai kaca, dengan keterangan jenis batik di masing-masing pigura.

Rupanya, berbagai kain batik ini tak hanya sekadar penghias ruang baca. Namun juga untuk menambah wawasan pengunjung DPK Bontang. Selain buku, DPK Bontang juga memamerkan koleksi batik daerah.

Kepala DPK Bontang, Retno Febriaryanti melalui Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan dan Pengembangan Budaya Etnis Heldarina menjelaskan, tujuan dipamerkan batik-batik tersebut untuk mempromosikan budaya khas batik di Kota Taman.

Jasa SMK3 dan ISO

“Saat ini koleksi yang ada di Perpustakaan Daerah yakni Batik Etam Kuntul Mangrove Dayak, Batik Mutiara Kalimantan, Batik Daon Jajar, Batik Kuntul Perak, dan Batik Mangrove Etam. Tinggal Batik Beras Basah lagi yang belum di pajang,” ucap Helda saat ditemui media ini, Rabu (7/7/2021).

Dia menjelaskan, untuk motif Batik Etam Kuntul Mangrove Dayak yakni menggambarkan burung perak yang didapat di pinggiran laut Bontang, dipadukan motif ukiran khas Dayak.

Lanjut, Batik Kuntul Perak merupakan batik khas Kota Bontang yang lahir pada November 2007 sebagai hasil karya dari Sayid Abdul Kadir Assegaf. Sayid mendapatkan inspirasi dari kunjungan pameran batik di Kuala Lumpur, Malaysia. Yang mana saat setiap batik yang dipamerkan mengangkat keunikan daerah masing-masing.

Kemudian Batik Daon Jajar, daun-daun bekas menjadi bahan utama, disusun sejajar di atas kain untuk mendapatkan motif yang menarik.

Lalu Batik Mutiara Kalimantan yakni motif yang biasa menggunakan gambar hewan seperti bangau atau bawis. Selain itu tumbuhan mangrove dan anggrek hitam sebagai simbol dari Kota Bontang.

Dan yang terakhir Batik Etam yang bermotif burung kuntul perak dan buah mangrove, motif ini menggambarkan peran penting burung kuntul sebagai simbol Kota Bontang itu sendiri. Sementara buah mangrove menggambarkan habitat dari burung tersebut.

“Jadi ada beberapa karya pengrajin batik khas Kota Bontang yang kami pajang, selain itu ada juga baju khas yang sering dikenakan pejabat di kala acara adat dan ada baju Dayak. Ke depan ada baju adat untuk anak-anak, karena kami sering ikut lomba bercerita, dari pada menyewa, lebih baik punya sendiri sekaligus nantinya dijadikan bahan untuk pameran di perpustakaan,” paparnya.

Dia berencana ke depan untuk perpustakaan, selain memiliki koleksi buku, akan ada galeri untuk menyimpan semua lokasi budaya yang ada di Bontang.

“Selain mencari buku, pengunjung juga bisa melihat budaya-budaya yang ada di Kota Taman,” harapnya. (*)

Penulis: Rezki Jaya
Editor: Rachman Wahid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button