HeadlineTrending

Maruarar Sirait Mundur dari PDIP untuk Mengikuti Jokowi, Bekas Partai Merespon

Loading

Akurasi, Nasional. JAKARTA – Maruarar Sirait, yang dikenal dengan panggilan Ara, membuat keputusan mengejutkan dengan mengundurkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Selasa (16/1/2024). Keputusan ini diambil setelah Ara memutuskan untuk mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi), mendukungnya dalam perjalanan politiknya.

Dalam pernyataan resminya, Ara menyampaikan terima kasih kepada Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, atas izinnya untuk berbakti kepada partai selama ini. “Saya ucapkan terima kasih ke Bu Mega, sudah izinkan saya berbakti kepada PDIP. Dan saya berdiskusi dengan keluarga terdekat. Saya memutuskan untuk pamit dari PDIP hari ini,” ujar Ara.

Keputusan ini menjadi sorotan publik karena Ara sebelumnya menjabat sebagai Ketua DPP PDIP dan memiliki perjalanan politik yang cukup panjang, termasuk sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Namun, Ara menegaskan bahwa keputusannya untuk keluar dari PDIP bukan karena ketidakpuasannya terhadap partai tersebut, melainkan sebagai bentuk dukungannya terhadap Presiden Jokowi.

“Saya memilih mengikuti langkah Pak Jokowi. Karena saya percaya Pak Jokowi merupakan pemimpin yang dipercaya rakyat Indonesia. Kepercayaan publiknya 75%-80%. Beliau sudah memperjuangkan banyak hal,” ungkap Ara.

Jasa SMK3 dan ISO

Sebagai politikus yang memiliki pengaruh di PDIP, keputusan Ara ini tentu saja mendapat respons dari bekas partainya. PDIP sendiri diwakili oleh Sekretaris Jenderal Partai, Hasto Kristiyanto. Dalam keterangan tertulisnya, Hasto mengonfirmasi bahwa DPP PDIP telah menerima laporan atas pengunduran diri Ara.

Hasto menyatakan bahwa menjadi anggota partai didasarkan pada prinsip kesukarelaan, dan setiap individu memiliki hak untuk mengajukan pengunduran diri. “Demikian halnya untuk tidak menjadi anggota dapat mengajukan pengunduran diri,” kata Hasto.

Meskipun menerima keputusan tersebut, Hasto tetap mengakui kontribusi positif yang telah diberikan oleh Ara selama menjadi kader PDIP. “Terlebih dengan kondisi Pak Ara sekarang yang sudah semakin berhasil sebagai pengusaha. Beberapa foto Pak Ara dengan pengusaha menunjukkan keberhasilan itu,” ungkap Hasto.

Hasto juga melihat pengunduran diri Ara sebagai bagian dari konsolidasi kader partai. Dia menekankan bahwa keputusan ini diambil pada saat PDIP sedang berjuang untuk menempatkan kedaulatan rakyat sebagai hukum tertinggi dalam menentukan pemimpin.

“Sekaligus melakukan koreksi terhadap berbagai upaya yang mencoba untuk melanggengkan kekuasaan sampai harus terjadi pelanggaran etik berat oleh Anwar Usman melalui manipulasi hukum di MK,” tambah Hasto.

Dengan begitu, peristiwa keluarnya Ara dari PDIP dan mendukung Jokowi menciptakan dinamika politik baru, menarik perhatian publik, dan memberikan pandangan lebih lanjut terkait dinamika internal partai politik di Indonesia. Masyarakat akan terus memantau perkembangan politik serta respons dan langkah selanjutnya dari kedua belah pihak terkait keputusan ini.(*)

Editor: Ani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Back to top button