Kaltim Steril Dilanjutkan, Pemprov Izinkan Perusahaan Tetap Beroperasi


Kaltim Steril Dilanjutkan hingga waktu yang belum ditentukan.
Akurasi.id, Samarinda – Kebijakan Pemerintah Provinsi Kaltim terkait pembatasan kegiatan masyarakat di luar rumah atau Kaltim Steril masih akan terus berlanjut hingga waktu yang belum ditentukan.
Hal itu disampaikan langsung Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi. Menurutnya, berdasarkan informasi terakhir yang ia terima, Kaltim Steril akan tetap dilanjutkan pada akhir pekan ini.
“Kaltim Steril berdasarkan informasi terakhir tetap diperpanjang pada pekan ini selama dua hari,” jelas Hadi usai menghadiri seremonial Musyawarah KKBM di Hotel Grand Victoria, pada Kamis malam (11/2/2021).
Walaupun masih berlanjut, Hadi menerangkan Pemprov siap mengakomodir apa yang menjadi keinginan masyarakat. Namun begitu, ia tak menjelaskan secara spesifik seperti apa bentuk akomodir tersebut.
“Tetapi jangan khawatir, kita tetap mengakomodir semua keinginan masyarakat. Jadi kita ingin kita tetap sehat, tapi kita tetap bekerja,” ujarnya kepada awak media ini.
Lebih lanjut, Hadi menuturkan, terkait pelayanan publik seperti PDAM, PLN, ataupun kegiatan pertambangan. Libur atau tidaknya perihal Kaltim Steril disebutnya kondisional. Namun, untuk pelayanan yang tidak dapat ditunda seperti rumah sakit, akan tetap berjalan.
“Fleksibel saja saya kira. Kalau pelayanannya harus Sabtu-minggu seperti rumah sakit dan sebagainya ya wajib harus dilayani” ungkapnya.
Sementara itu, untuk kawasan pengelolaan tambang atau usaha besar lainnya yang masuk dalam PKP2B, mendapatkan toleransi. Dengan catatan terapkan protokol kesehatan.
“Seharusnya mereka juga libur. Tetapi kan ini sangat fleksibel, selama mereka menerapkan protokol kesehatan. Contoh misalkan rekan-rekan kita di kelapa sawit. Itu kan kerjanya di weekday. Kemarin mereka itu agak kaget, karena sawitnya itu tidak bisa dibawa keluar kalau tidak hari Sabtu Minggu misalkan. Itu kan tidak boleh juga kita bertindak secara kaku,” tambahnya.
“Saya tidak bisa katakan boleh atau tidak, tetapi sangat fleksibel. Yang penting protokol kesehatan terpenuhi. Itu saja,” pungkasnya. (*)
Penulis: Muhammad Budi Kurniawan
Editor: Rachman Wahid