
Inflasi Kaltim Januari 2022 meningkat. Permintaan makanan dan kenaikan harga gas LPG yang mendominasi peningkatan tersebut.
Akurasi.id, Samarinda – Pada Januari 2022 inflasi Kaltim mengalami peningkatan. Namun, inflasi tersebut masih dalam rentang target inflasi nasional.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Kaltim pada Januari 2022 tercatat inflasi sebesar 0,87 persen (mtm). Lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya tercatat sebesar 0,68 persen (mtm).
Pencapaian inflasi tersebut, membuat inflasi Kaltim pada bulan ini tercatat sebesar 2,88 persen (yoy). Lebih tinggi daripada bulan sebelumnya sebesar 2,15 persen (yoy) dan capaian nasional yang berada pada 2,18 persen (yoy).
“Namun demikian, pencapaian inflasi Kaltim Januari 2022 masih dalam rentang target inflasi nasional sebesar 3,00 1 persen (yoy),” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim Ricky P Gozali melalui keterangan tertulisnya, Selasa (2/2/2022) malam.
Berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi Januari 2022 utamanya bersumber dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. “Peningkatan harga pada Januari 2022 terjadi karena membaiknya permintaan masyarakat terhadap kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring mobilitas yang semakin meningkat,” terangnya.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami inflasi seberar 2,24 persen (mtm). Lebih tinggi daripada bulan sebelumnya sebesar 1,78 persen (mtm). “Kelompok ini merupakan kelompok dengan inflasi tertinggi pada Januari 2022,” ujarnya.
Selain itu, daging ayam ras dan ikan layang/benggol merupakan komoditas utama penyumbang inflasi Kaltim bulan ini dengan andil yang sama. Yakni sebesar 0,08 persen terhadap pembentukan inflasi.
Setelah Kelompok Makanan, Kelompok Perumahan Turut Mendominasi Inflasi di Januari 2022
Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga juga menjadi penyumbang inflasi terbesar setelah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Dengan inflasi sebesar 0,56 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,09 persen (mtm).
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi dari kelompok tersebut yaitu bahan bakar rumah tangga. Tingkat inflasinya sebesar 4,18 persen (mtm) serta andil inflasi sebesar 0,12 persen (mtm).
“Peningkatan harga bahan bakar rumah tangga penyebabnya kenaikan harga LPG non subsidi mulai tahun 2022. Sejalan dengan harga gas dunia yang masih berada dalam tingkatan yang tinggi,” jelasnya.
Untuk mengendalikan inflasi, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Kaltim terus melakukan koordinasi guna menjaga stabilitas pasokan dan keetrjangkauan harga. Termasuk, dengan melakukan operasi pasar yang dipimpin langsung oleh Gubernur Kaltim. Guna mendorong percepatan penyaluran minyak goreng subsidi pemerintah dengan harga Rp14 ribu per liter.
“Operasi pasar ini merupakan tindak lanjut instruksi Presiden RI pada sidang kabinet 30 Desember 2021 lalu dalam rangka menurunkan harga minyak goreng,” pungkasnya. (*)
Penulis: Devi Nila Sari
Editor: Suci Surya Dewi